JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Anggota Komisi III DPR RI Hinca Panjaitan meminta jajaran Polrestabes Semarang melakukan konferensi pers terkait peristiwa oknum polisi yang diduga menembak seorang siswa SMK hingga meninggal dunia beberapa hari lalu.
Menurut Hinca, hal tersebut perlu dilakukan jajaran Polrestabes Semarang agar tidak membuat kerancuan informasi yang saat ini beredar luar di masyarakat.
“Ya saya melihat dari paparan Kapolrestabes Semarang, kejadiannya tidak seperti yang kita semua kira. Para siswa SMK itu membawa senjata tajam yang sangat besar dan mereka diduga akan melakukan tawuran. Oleh karenanya saya sarankan kepada jajaran Polrestabes Semarang untuk melakukan konferensi pers terkait hal ini,” kata Hinca kepada JakartaNews.id di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2024).
Hinca menilai, sebetulnya oknum polisi tersebut telah melakukan tindakan tegas dan terukur lantaran dirinya juga merasa terancam dengan ulah para siswa SMK tersebut.
Namun, Hinca memprediksi, oknum polisi tersebut kemungkinan dalam keadaan gugup sehingga salah menembak ke posisi tubuh yang mematikan.
“Sebetulnya oknum polisi itu telah melakukan langkah yang tepat, istilahnya tegas dan terukur dalam menghadapi ancaman terhadap dirinya. Sayangnya bukannya kaki yang ditembak malah badan yang ditembak, jadi masalah kalau begitu. Ya kemungkinan polisinya dalam keadaan gugup di tengah situasi yang mencekam,” jelas Politisi Partai Demokrat ini.
Sebelumnya, Komisi III DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama jajaran Polrestabes Semarang untuk mendapat kejelasan terkait kasus tewasnya siswa SMK 4 Semarang yang ditembak oleh Aipda Robig.
Rapat tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi III Habiburokhman. Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar bersama jajaran serta Propam Polda Jateng juga hadir dalam kesempatan tersebut.
Dalam rapat tersebut, Kapolrestabes Semarang mengatakan siap dievaluasi atas kelalaian yang dilakukan oleh anggotanya itu.
“Atas segala tindakan anggota saya Brigadir R yang telah mengabaikan Prinsip-prinsip penggunaan kekuatan, abai dalam menilai situasi, teledor dalam menggunakan senjata api dan telah melakukan tindakan eksesif action, tindakan yang tidak perlu, sepenuhnya saya bertanggung jawab,” kata Irwan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2024).
“Saya siap dievaluasi, apa pun bahasanya saya siap menerima konsekuensi dari peristiwa ini,” lanjut Irwan.
Kasus penembakan terhadap GRO, Pelajar SMK 4 Kota Semarang jadi sorotan. GRO tewas ditembak Aipda Robig di Jalan Candi Penataran Raya, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, pada Minggu (24/11/2024) dini hari.
Dalam kasus ini, polisi menyebut GRO pelaku tawuran dan Robig di lokasi sedang membubarkan tawuran itu. Robig lalu diserang, dan keluarlah tembakan itu.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang menyebut GRO sebagai kreak atau gangster. Menurut kerabat, GRO tidak pernah menunjukkan adanya tanda-tanda mengarah ke hal tersebut.
Sementara saat ini Aipda Robig sudah ditahan dan dipatsuskan atas tindakannya tersebut. (Daniel)