JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), potensi kemacetan kerap terjadi dari tahun ke tahun. Dibutuhkan langkah antisipasi untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan para pemudik dan wisatawan selama libur Nataru.
“Kementerian Perhubungan dan stake holder terkait harus memastikan strategi penanganan simpul-simpul kemacetan yang akan terjadi selama Libur Nataru. Puncak arus mudik, arus balik, hingga pergerakan wisatawan harus dihitung secara cermat sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan maupun penumpang secara berlebihan,” ujar Anggota Komisi V DPR RI Irmawan, Rabu (9/12/2024).
Irmawan mengatakan maskapai penerbangan perlu menambah jadwal penerbangan untuk rute-rute padat penumpang selama Nataru.
Daerah-daerah yang padat dan menjadi tujuan penerbangan Natal dan Tahun Baru, sebut Irmawan, misalnya di Ibukota Provinsi seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bali, dan lainnya.
“Kami juga meminta agar pemerintah menambah kapal penyebrangan yang juga kerap dipadati penumpang saat libur Natal dan tahun Baru,” kata Irmawan.
Untuk memberikan kenyamanan pemudik dan wisatawan, lanjut Irmawan dibutuhkan Posko Kesehatan di sepanjang jalur mudik dan wisata Nataru.
Posko ini, tutur Irmawan, akan memudahkan para pemudik jika butuh informasi maupun layanan kesehatan.
“Informasi terkait cuaca dan titik-titik kemacetan juga harus diberikan sehingga masyarakat dapat mengambil langkah antisipatif jika terdapat kemacetan atau cuaca buruk,” tutur Irmawan.
Legislator asal Aceh ini juga mengingatkan agar pemerintah mengantisipasi dampak cuaca ekstrim selama libur Nataru.
Jangan sampai, tukas Irmawan, cuaca ekstrim akan memberikan dampak besar terhadap rencana perjalanan maupun kegiatan padat massa yang biasa dihelat saat Perayaan Tahun Baru.
“Kami berharap analisa terhadap dampak cuaca ekstrim benar-benar diperhatikan sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi para pemudik dan pelancong selama libur Nataru,” pungkas Irmawan.
Dalam pelaksanaan mudik Natal dan Tahun Baru ini, diperkirakan ada potensi pergerakan di 10 daerah utama di Indonesia. Pergerakan terbanyak ada di pulau Jawa sebanyak 62,4juta penumpang. Jalan utama yang paling banyak akan dilalui oleh mobil yakni Tol Trans Jawa yakni 24,89 persen (6,7 juta unit), Jalan Tol Trans Sumatera 19,84 persen (5,31 juta unit) dan jalan Tol Cipularang sebesar 8,28 persen (2,22 juta unit). (Daniel)