Kadishub DKI Tegaskan Bus Transjakarta tidak Dihapus Andai MRT Lebak Bulus – Kota Beroperasi

JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menegaskan tidak ada penghapusan layanan Transjakarta setelah pembangunan MRT Fase 2A selesai. Setelah pembangunan selesai tahun 2029, cuma ada penyesuaian rute untuk memastikan integrasi layanan transportasi publik.

“Jakarta memiliki rencana induk transportasi yang mengedepankan efisiensi pengelolaan subsidi, termasuk dana Public Service Obligation (PSO). Oleh karena itu, ketika MRT Fase 2A selesai dan beroperasi penuh dari Lebak Bulus hingga Kota, layanan Transjakarta yang berhimpitan 100 persen dengan jalur MRT, seperti Koridor 1 Blok M-Kota, akan di-reroute, tapi tidak dihapus hanya diarahkan ulang agar lebih optimal,” ujar Syafrin usai memantau layanan angkutan Nataru di sejumlah terminal bus di Jakarta, Senin (23/12).

banner 728x90

Syafrin juga menekankan, layanan Transjakarta akan tetap berperan sebagai penghubung atau feeder untuk angkutan rel, meliputi MRT dan LRT. “Hal ini sesuai dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menjadikan transportasi berbasis rel sebagai tulang punggung sistem transportasi massal,” jelasnya.

Syafrin menegaskan prinsipnya, Transjakarta akan menjadi pelengkap untuk transportasi rel, bukan digantikan. “Sebagai contoh, layanan di Bundaran HI tidak akan dihilangkan. Rute Transjakarta akan tetap termanfaatkan dengan pola integrasi, misalnya dari Semanggi, Kebun Sirih, hingga Tanah Abang, untuk mendukung konektivitas,” papar Syafrin.

Sementara itu, mengenai tarif MRT yang dianggap mahal oleh sebagian masyarakat, Syafrin menyebutkan bahwa evaluasi tarif akan dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan keterjangkauan tanpa mengorbankan kualitas layanan. “Kita akan melakukan penyesuaian tarif agar tetap terjangkau dan mendukung integrasi transportasi massal di Jakarta,” ungkapnya.

Menurutnya, penyesuaian ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk menghadirkan sistem transportasi publik yang efisien, terintegrasi, dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. “Kami pastikan tidak ada fasilitas yang menjadi mubazir. Semua rute dan halte akan tetap dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung mobilitas warga Jakarta,” pungkasnya. (Joko)

Tinggalkan Balasan