Bisik-bisik Anies dan Ahok Kemungkinan Ingin jadi Simbol Oposisi

Oleh: Jamiluddin Ritonga *)

Duduk berdampingan dan saling berbisik Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam acara Bentang Harapan JakASA di Balai Kota Jakarta mengindikasikan makin eratnya hubungan kedua tokoh nasional tersebut.

Keeratan hubungan Anies-Ahok diharapkan dapat tertular ke pendukungnya. Setidaknya hubungan pendukung Anies dan Ahok dapat lebih cair sehingga warga Jakarta lebih tentram dan harmonis.

banner 728x90

Harmonisnya pendukung Anies dan Ahok dapat menjadi kekuatan dalam membantu Pramono-Rano membangun Jakarta. Hal itu akan memudahkan Pramono-Rano merealisasikan janji-janji politiknya saat kampanye Pilkada 2024.

Bisa jadi saling bisik Anies-Ahok salah satunya terkait hal itu. Dua tokoh tersebut bisa saja secara bersama akan menyampaikan dukungan penuhnya kepada Pramono-Rano dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta.

Meskipun dukungan itu sudah disampaikan saat Pramono dan Rano sebagai calon gubernur dan wakil gubernur, namun hal itu disampaikan secara terpisah. Efek politis, psikologis, dan sosiologisnya akan berbeda bila disampaikan bersamaan.

Selain itu, Anies dan Ahok tampaknya akan melakukan pidato politik bersama. Pidato politik itu bisa jadi respon mereka terhadap persoalan berbangsa dan bernegara kontemporer.

Di antaranya bisa jadi berkaitan dengan Pilkada melalui DPRD, kembali ke UUD 1945, PPN 12 persen, pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), dan penanganan pelanggaran HAM. Isu-isu tersebut bisa jadi menjadi topik utama bila Anies dan Ahok melakukan pidato politik bersama.

Jadi, Anies dan Ahok bisa saja menyampaikan hal-hal yang spesifik terkait Joko Widodo (Jokowi), terutama isu-isu sensitif terkait Jokowi pasca pensiun presiden.

Anies dan Ahok menyampaikan hal itu bisa jadi sebagai awal mendeklarasikan sebagai simbol oposisi. Mereka ingin menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintahan yang berkuasa saat ini.

Posisi itu berpeluang akan mereka ambil mengingat lemahnya partai oposisi saat ini. Hanya PDIP yang saat ini berada di luar kekuasaan.

Kalau Anies dan Ahok dapat memposisikan sebagai simbol oposisi non parlemen, maka kontrol terhadap pemerintah akan lebih berarti. Hal ini setidaknya dapat menyelamatkan demokrasi di tanah air.

Bahkan tak menutup kemungkinan peran oposisi itu mereka ambil untuk persiapan Pilpres 2029. Bisa saja dua sosok itu akan berpasangan pada Pilpres 2029. (Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul dan Dekan Fikom IISIP 1996-1999 *)

Tinggalkan Balasan