Libur Ramadhan Sebulan Penuh, Komisi X Minta Kemenag dan Kemendikdasmen Duduk Bersama

JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Anggota Komisi X DPR RI Habib Syarief Muhammad Alaydus merespon wacana libur selama Ramadhan sebulan penuh.

Dirinya meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) duduk bersama membahas rencana tersebut.

banner 728x90

Habib Syarief mengatakan, rencana libur selama Ramadhan sebulan penuh merupakan hal yang baik, jika ditujukan guna memberikan kesempatan para siswa untuk menjalankan ibadah dengan optimal sehingga dapat meningkatan sisi spritualitas mereka

“Tujuan libur selama Ramadhan sangat baik. Para siswa kita bisa fokus ibadah dan belajar agama. Kami mendukung rencana itu,” ujar Habib Syarief, Senin (6/1/2025).

Menurut Habib Syarief, rencana libur selama Ramadhan itu harus dimatangkan, karena Ramadhan tinggal dua bulan lagi.

“Kemenag dan Kemendikdasmen harus duduk bersama membahas rencana tersebut, sehingga program tersebut bisa terlaksana dengan baik,” imbau Habib Syarief.

Sampai saat ini, kata Habib Syarief, belum ada format yang jelas dan detail terkait libur selama Ramadhan.

“Masih banyak pertanyaan yang muncul. Apakah semua kegiatan sekolah diliburkan, sehingga tidak ada kegiatan sama sekali selama Ramadhan? Atau meliburkan pembelajaran formal dan diganti dengan pembelajaran keagamaan?,” tutur Habib Syarief.

Jika anak-anak fokus belajar agama dan beribadah, tanya Habib Syarief, seperti apa formatnya?

“Apakah sekolah masing-masing yang mengadakan kegiatan Ramadhan atau diserahkan kepada orang tua secara penuh? Pertanyaan-pertanyaan itu yang harus dijawab, sehingga sekolah dan orang tua siswa tidak bingung dan bertanya-tanya lagi,” tegas Habib Syarief.

Sebab, jelas Habib Syarief, jika kegiatan selama Ramadhan diserahkan penuh kepada orang tua, maka meraka akan kesulitan mengaturnya.

Apalagi, lanjut Habib Syarief, jika kedua orang tua sama-sama bekerja, bahkan walaupun salah satu orang tua tidak bekerja, mereka tetap akan kesulitan.

“Kalau anak-anak mengisi liburan Ramadhan hanya di rumah, maka mereka akan cepat bosan. Orang tua pun akan kesulitan mengatur kebosanan anak selama Ramadhan. Dikhawatirkan anak-anak akan semakin sering bermain handphone di rumah,” jelas Habib Syarief.

Politisi yang berlatar belakang ulama itu mengingatkan kecanduan gadget sudah menjadi masalah serius di kalangan anak-anak.

“Mereka sulit dilepaskan dari alat komunikasi tersebut. Gawai ini menjadi candu bagi anak-anak. Banyak anak-anak yang tidak bisa lepas dari adiksi terhadap penggunaan gawai in. Ramadhan seharusnya bisa digunakan untuk menjauhkan anak-anak dari pengaruh gadget,” beber Habib Syarief.

Untuk itu, Habib Syarief meminta Kemenag dan Kemendikdasmen mengadakan rapat bersama dalam menyusun formula program Ramadhan atau pesantren kilat.

Misalnya, sebut Habib Syarief, setiap sekolah harus mengadakan kegiatan Ramadhan.

“Mereka bisa bekerja sama dengan masjid setempat untuk menggelar acara keagamaan. Ini harus segera dirumuskan, sehingga sekolah dan madrasah bisa bersiap menyambut Ramadhan dan menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan,” pungkas Habib Syarief. (Daniel)

Tinggalkan Balasan