SURABAYA- Keputusan pemerintah untuk menghentikan impor gula akan berdampak naiknya komoditi tersebut.Bahkan diprediksi akan tembus mencapai Rp 20 ribu per kilogram. Pemerintah harap berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan dan memperketat pengawasan terhadap peredaran gula di Indonesia termasuk di Jawa Timur.
“Kalau tidak ada perketat pengawasan otomatis akan ada penimbunan gula dimana-mana sehingga harga bisa dimainkan, “jelas anggota komisi B DPRD Jawa Timur Arbayanto, Senin (27/1/2025).
Politisi Demokrat ini mengatakan dirinya melihat di lapangan, adanya kelangkaan gula karena disebabkan adanya penimbunan yang dilakukan pihak-pihak tertentu.
“Tentunya juga kadang kala juga berpotensi untuk melibatkan pihak pemerintah. Ini harus diantisipasi oleh semuanya, “imbuh mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur ini. Dengan dihentikannya impor gula tersebut, disatu sisi sangat menguntungkan petani tebu.
“Harga gula pastinya naik terlebih jelang Ramadhan. Ini pasti selalu terjadi terlebih ada penimbunan. Pemerintah harus hati-hati kebijakan soal gula,” jelasnya.
Harga gula konsumsi tahun ini diperkirakan naik dari Rp18.000 per kilogram (kg) menjadi Rp20.000 per kg imbas ditutupnya keran impor komoditas ini di 2025.berkaca dari pengalaman sebelumnya, harga gula dalam negeri melonjak saat pemerintah memangkas kuota impor gula.
Dalam catatan, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan pemerintah tidak akan melakukan importasi untuk sejumlah komoditas pangan. Komoditas yang dimaksud yakni beras, garam, jagung untuk pakan ternak, dan gula. Langkah ini ditempuh sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan swasembada pangan yang ditargetkan dapat tercapai di 2027.
Selain beras, pemerintah juga berencana untuk setop impor garam, jagung pakan ternak, serta gula. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyebut, rencana setop impor juga akan dilakukan secara bertahap terhadap komoditas lainnya.
“Jadi sudah ada empat komoditas yang tahun depan kita tidak impor, nanti berkala akan ada komoditas lain yang akan dioptimalkan produksinya di dalam negeri sehingga menguntungkan kita,” ujarnya.(yudhie)