JAKARTANEWS.ID – PEKANBARU: Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal bersama Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Indonesia Sudaryono melaksanakan penanaman jagung secara simbolis di Okura, Kecamatan Rumbai Timur, Kota Pekanbaru pada lahan sawit yang sedang peremajaan, Senin (3/2/2025).
Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal, menyampaikan kegiatan ini merupakan acara mendinamisir semua program-program Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan kita ketahui bersama Kapolri merespon cepat.
“Polda Riau melakukan ketahanan pangan berupa penanaman jagung,” ujar Irjen Iqbal.
Adapun targetnya adalah 129 hektare lebih, namun saya optimis akan lebih dari pada itu. Tapi ini semua tentu tidak lepas dari aksi-aksi kolaborasi semua stakeholder.
“Dan insya allah, pada akhir bulan Februari ini ada sekitar 20 hektare yang siap untuk kita panen,” katanya.
Polri untuk mendukung program-program yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto mempunyai 4 program untuk mendukung swasembada pangan:
1. Pekarangan bergizi, yang mana program ini sudah diterlaksana di 58 Polres/ta seluruh Indonesia, 4.962 Polsek dan 3.502 desa percontohan.
2. Pemanfaatan lahan produktifitas dan Presiden RI Prabowo Subianto berharap polisi di tahun 2025 ini mampu menanam jagung sejuta hektare.
3. Melakukan rekrutmen tenaga untuk tahanan pangan, dan saat ini kita sudah merekrut sebanyak 600 orang yang didik di Pusdik Binmas.
4. Pengawasan dan kelancaran distribusi penggunaan benih atau bibit Pertanian.
Sementara itu, Sudaryono menegaskan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan Polri untuk mencapai target produksi jagung di lahan seluas 1,2 juta hektare.
Riau menjadi salah satu daerah yang memiliki peran strategis karena luasnya lahan perkebunan.
“Riau ini termasuk daerah dengan target besar, karena memiliki banyak lahan perkebunan. Saat peremajaan, akan ada tumpang sari sawit dengan jagung serta padi,” ujar Sudaryono.
Dikatakannya, saat ini seluruh Polda di Indonesia tengah berlomba-lomba menanam jagung sebagai upaya mendukung target Presiden Prabowo untuk menghentikan impor jagung pada 2025.
“Tumpang sari artinya ada umur sawit tertentu yang bisa kita pakai. Jadi kita memang menumpangi padi atau jagung saat peremajaan,” jelasnya.
Program ini juga melibatkan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) serta perusahaan sawit, baik swasta maupun badan usaha milik negara, yang sedang melakukan peremajaan perkebunan. Dengan ini Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi produksi jagung nasional akan meningkat.
Kementan pun lanjutnya terus berkoordinasi dengan Bulog untuk memastikan pengolahan, distribusi, serta kesiapan alat panen guna mendukung program ini. Dia juga menekankan bahwa kehadiran negara sangat penting dalam memastikan kesejahteraan petani.
“Apabila pasar tak bisa menyerap, Bulog wajib menyerap agar petani terjaga pendapatan dan daya belinya. Presiden menekankan agar negara bisa hadir, saat panen negara harus bersentuhan langsung dengan petani. Itu lah kenapa Bulog ditugaskan mengambil 10 persen dari seluruh hasil total tani kita dalam bentuk gabah,” tegasnya. (Amin)