SURABAYA- Anggota komisi B DPRD Jawa Timur Wiwin Sumrambah mengatakan keputusan pemerintah yang menetapkan harga gabah Rp 6500 per kilogram merupakan sebuah keputusan yang tepat. Keputusan ini merupakan keputusan yang bisa dikata sebagai keputusan yang pro petani.
“Kami mendukung penuh keputusan tersebut karena saya optimis bisa mensejahterakan petani di Indonesia khususnya di Jawa Timur, ” ungkapnya, Sabtu (8/2/205).
Menurut politisi PDI Perjuangan ini keputusan tersebut merupakan bentuk negara hadir ditengah masyarakat yang membutuhkan. ” Tentunya kebijakan ini merespons harga gabah petani yang anjlok karena dibeli murah oleh pengusaha pemggilingan padi. Ini bentuk negara hadir ditengah masyarakat yang membutuhkan, “ujar wanita asal Jombang ini.
Wiwin mengatakan tentunya dengan keputusan ini diharapkan harus diikuti oleh seluruh pihak-pihak terkait yang bersentuhan dengan kepentingan petani.” Mulai dari Bulog maupun lainnya harus mengikuti aturan tersebut dengan ketetapan pemerintah yang menyatakan harga gabah Rp 6500 per kilogram, “terangnya.
Ke depan, sambungnya, dirinya berharap pemerintah untuk terus membuat kebijakan yang pro petani sehingga kesejahteraan para petani terjamin.” Contoh kebijakan pro petani diantaranya mengatur pendistribusian pupuk dimana jangan sampai ada kelangkaan pupuk,”jelasnya.
Untuk pupuk sendiri,kata dia, jika pemerintah mencabut subsidi pupuk, para petani tidak masalah kalaupun harus membeli pupuk. Namun, harus ada jaminan ketersediaannya.” Jangan sampai petani kesulitan mendapatkan pupuk, “tandasnya.
Presiden Prabowo Subianto secara tegas menekankan bahwa pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Penegasan ini disampaikan sebagai bentuk komitmen kuat pemerintah dalam melindungi kesejahteraan petani Indonesia.
“Pemerintah telah menetapkan harga gabah kering panen dari petani Rp6.500. Karena itu, saya ulangi, Rp6.500. Jangan korbankan petani dengan alasan rendemen, kadar air, atau kualitas. Saya tahu cara-cara di mana orang kecil selalu dikorbankan,” tegas mantan Danjen Kopassus ini. (yudhie)