JAKARTA – Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) akan mendirikan W.J Rumambi Institute sebagai Lembaga Pendidikan politik bagi pemuda gereja.
Rencana pendirian ini setelah jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GAMKI bertemu dengan Ketua Umum Sinode Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Pdt. Paulus Rumambi, Selasa 11 Februari 2025.
“Pendeta Wilhelm Johannis Rumambi adalah salah seorang pendiri MPKO, cikal bakal dari GAMKI. Beliau merupakan Sekum pertama Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI), dan pernah dipercayakan Bung Karno menjadi Menteri Penghubung Lembaga Tinggi Negara dan Menteri Penerangan,”ujar Ketua Umum DPP GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/2/2025).
Semoga W.J Rumambi Institute, lanjut Sahat, dapat segera berdiri menjadi wadah bagi para pemuda Gereja untuk memahami jalan politik dalam perspektif nilai-nilai ekumenis kebangsaan.
Dalam bukunya Ds.W.J Rumambi bertajuk “Setelah Fajar Merekah” dengan Tim Editor yang jug wartawan senior surat kabar Sinar Harapan Aristides Katoppo menyebutkan, W.J Rumambi adalah anak laki-laki kedua dari 10 bersaudara pasangan Johanis Fasius Rumambi dan Katotje Karolina Mamesah.
Kekek Wilhelm, Salmon Rumambi dan Ayah juga hidup melayani di ladang Tuhan sebagai pendeta.
Wilhelm dilahirkan di Tompaso,Sulawesi Utara pada 7 April 1916. Menginjak usia remaja, Wim, panggilan nama W.J Rumambi, sudah meranntau mengenyam Pendidikan di sekolah Christelijke HIK di Margoyudan, Solo sekitar tahun 1930-1934.
Gedung Christelijke HIK, tempat bersekolah sampai saat ini masih berdiri utuh. Terletak di Jalan Mongisidi 40, Solo, dan kini dipakai oleh SMA Kristen Widya Parama.
Kemudian, Pada 1940 Rumambi melayani Tuhan sebagai pendeta dan menamatkan dari Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (1940). Mula-mula menjadi salah seorang pengurus Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).
W.J Rumambi Tahun 1950-an sudah dikenal dalam Gerakan Oikumene. Menurut H.G Rorimpandey, Rumambi sebagai hamba Tuhan yang banyak bergelut di bidang pelayanan gereja, keesaan serta gerakan oikumene.
Rorimpandey menuturkan, kehadirannya di pentas politik praktis dengan latar belakang sebagai seorang pendeta telah ikut mewarnai kehidupan demokrasi di Indonesia.
Diakui, W.J Rumambi adalah seorang tokoh dalam sejarah Gerakan keesaan gereja di Indonesia. Dalam Konferensi Pembentukan DGI, Mei 1950, Rumambi terpilih menjadi Sekretaris Umum Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI).
Selanjutnya, dalam Sidang Raya ke VII DGI tahun 1971 W.J Rumambi terpilih sebagai Ketua BPH PGI.
Tidak hanya beraktifitas dalam dunia kegerejaan, W.J Rumambi tampil sebagi tokoh nasional, diawali dengan menjadi anggota Konstituante dari Partai Kristen Indonesia (Parkindo). Lalu,tahun 1957 W.J Rumambi diangkat menjadi anggota Dewan Nasional RI, kemudian tahun 1959 diangkat menjadi Menteri Perhubungan DPR/MPR, dan sejak Maret-Agustus 1966 menjadi Menteri Penerangan RI.
Sebagai Menteri Penghubung DPR/MPR W.J Rumambi Ketika Musyawarah Pemuda Kristen se Indonesia berlangsung di Jakarta pada tanggal 18-23 April 1962 dia mengatakan, Pemuda Kristen harus Bersatu dengan lain-lainnya bahkan dengan seluruh bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila. Harus Bersatu sebagai bangsa, jangan memisahkan diri, justru harus Bersatu dengan pemuda-pemuda lainnya bahkan dengan seluruh bangsa Indonesia.
Peran media Kristen, Surat kabar SINAR HARAPAN tidak bisa dilupakan peran W.J Rumambi Bersama dengan Dr. Johanes Leimena. Surat kabar sore inilah yang dijadikan media komunikasi Parkindo. Leimena dan Rumambi di era Pemerintahan Presiden Soekarno.
Pada 1978, sesudah tidak lagi menjabat sebagai Menteri, W.J Rumambi terlibat aktif dalam kepengurusan badan penerbitan surat kabar Sinar Harapan yang bernaung di Bawah PT. Sinar Kasih.
Sampai akhir hayatnya, ia memegang jabatan sekretaris Lembaga Alkitab Indonesia. Ia juga sempat menjadi komisaris utama PT Sinar Kasih, yang menerbitkan harian sore Sinar Harapan.
Rumambi menghembuskan nafas terakhir di RSPAD Gatot Subroto pada 23 Januari 1984, di usia 67 tahun. Jenazahnya diterbangkan dari Jakarta ke tanah kelahirannya di Tompaso, Sulawesi Utara. (Ralian)