JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Di pengunjung akhir masa jabatan sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi sempat mengingatkan jajarannya untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan. Hal ini untuk mengantisipasi suasana bulan puasa dan Lebaran yang sering dijadikan spekulan menaikkan harga sembako yang mencekik rakyat kecil.
“Meski masa tugas saya akan berakhir dua hari lagi, namun saya titip pesan kepada jajaran terkait untuk menjaga harga komoditi sembako menjelang Ramadhan supaya masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang,” kata Teguh di Balaikota Jakarta, Selasa (18/2). Jabatan Teguh akan berakhir pada hari Kamis tanggal 20 Februari bertepatan dengan pelantikan Pramono Anung sebagai Gubernur DKJ untuk lima tahun ke depan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, 98 persen pasokan pangan Jakarta berasal dari luar daerah, sehingga koordinasi dengan berbagai pihak menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga. “Kita ketahui bahwa untuk daging sapi pada akhir Januari hingga awal Maret mengalami kenaikan 0,15 persen, sementara beras medium naik 0,90 persen. Saat ini, yang perlu diperhatikan adalah stok dan kenaikan harga, terutama beras,” ujar Eli.
Ia menyampaikan, perlu langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok. Meski demikian, Ia memastikan stok beras Jakarta untuk enam bulan ke depan dalam kondisi aman berkat cadangan yang dimiliki Bulog dan PIBC bersama PT Food Station Tjipinang Jaya.
Eli menambahkan, untuk komoditas hortikultura dan pangan strategis lainnya, Pemprov Jakarta telah menjalin kerja sama dengan 39 kabupaten/kota produsen, melalui berbagai skema, seperti trading, contract farming dan on-farming. “Mudah-mudahan upaya ini bisa menjaga inflasi di Jakarta tetap terkendali. Kebutuhan pangan tetap terpenuhi, dan kenaikan harga yang terjadi masih dalam batas wajar menghadapi RamaRamadhan Lebaran,” tandasnya. (Joko)