SBY: Selama Berkuasa Saya Tidak Terpikirkan Lakukan Cawe-cawe

JAKARTA – Dalam pidato politiknya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyindir Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Wododo, yang melakukan cawe-cawe dalam menjalankan kekuasaannya. Walau pun tidak menyebut nama, akan tetapi peserta Kongres Partai Demokrat tahu yang dibidik SBY dalam ucapannya.

SBY mengatakan dirinya tidak pernah terpikirkan untuk melakukan cawe-cawe selama memimpin dua periode, dari tahun 2009-2014.

banner 728x90

Dia menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi partainya selama lima tahun belakangan. SBY menyebut jika pihaknya kalah pada perebutan Partai Demokrat beberapa waktu lalu, maka acara Kongres ke-VI tak akan terlaksana.

“Menggarisbawahi bahwa 10 tahun terakhir partai kita, 2014-2024 adalah tahun-tahun yang sangat berat. Posisi Partai Demokrat memang tidak mudah, apalagi lima tahun terakhir, Partai Demokrat menghadapi ancaman yang benar-benar serius,” ungkap SBY di Kongres ke-VI Partai Demokrat, Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).

Jika Partai Demokrat kalah, lanjut SBY, maka tak ada jajaran kader di acara ini. Ia menyebut kemenangan Partai Demokrat lantaran kuasa Tuhan.

Dia mengakui, sampai saat ini Partai Demokrat eksis karena Tuhan memberikan pertrolongan. Menurutnya, sampai saai ini partai berlambang segitiga mercy itu bisa eksis karena terbangunnya solidaritas dan soliditas kader-kader dari tingkat daerah sampai nasional.

“Tuhan Maha Besar kita tidak menyerah, kita berani menghadapi tantangan dan melawan ketidakadilan, kezaliman, sebuah kekuatan bukan hanya orang, kekuatan yang secara ilegal dan secara amoral ingin rebut kepemimpinan Partai Demokrat yang sah,” tambahnya.

SBY mengatakan selama 10 tahun menjadi partai penguasa tak pernah terlintas untuk melakukan cawe-cawe. SBY menyebut mematuhi etika politik yang berlaku.

Dia mengemukakan, selama 10 tahun memimpin negeri ini dengan dukungan penuh Partai Demokrat tidak pernah terlintas di kepala SBY untuk melakukan cawe-cawe dan intervensi buruk untuk rampas kedaulatan sebuah partai, terhadap partai politik manapun, apapun posisinya, apakah oposisi atau bagian koalisi pemerintahan.

“Ini adalah etika yang saya pahami, moral politik, serta kepatuhan kepada pranata hukum rule of law, ingat godaan pada para penguasa dalam dunia politik, penyalahgunaan kekuasaan atau sering disebut abuse of power adalah dosa terbesar perbuatan tercela dan hakekatnya adalah pelanggaran amanah konstitusi,”tandasnya.

AHY Terpilih Kembali Jabat Ketua Umum

Sementara itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kembali terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat untuk periode 2025-2030.

AHY sendiri telah menyerahkan laporan pertanggungjawaban sebagai Ketum Demokrat periode 2020-2025 dalam kongres ini. Penetapan itu dilakukan dalam Kongres ke-6 Partai Demokrat di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Senin (24/2/2025) malam.

Penetapan AHY sebagai Ketum Demokrat dilakukan setelah DPD dan DPC Demokrat se-Indonesia memberikan suaranya kepada AHY. Mereka pun memberikan tugas berat kepada AHY, yakni dia harus memimpin Demokrat memenangkan Pemilu dan Pilkada 2029.

“Kami bertanya, apakah Bapak AHY dapat disetujui menjadi Ketua Umum secara aklamasi periode 2025-2030?” ujar pimpinan sidang pleno Herman Khaeron.

“Setuju,” seru kader Demokrat. Herman Khaeron pun mengetuk palu.

“Apakah dapat disahkan?” tanya Herman. “Sah,” ucap kader. Selanjutnya, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), adik AHY, turut membacakan surat keputusan tentang penetapan Ketum Partai Demokrat 2025-2030. (Ralian)

Tinggalkan Balasan