JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Pengamat Energi Ahmad Kurtubi mendukung penuh pengembangan energi nuklir di Indonesia.
Menurut Kurtubi, perkembangan energi nuklir dunia saat ini begitu pesat.
“Pada saat saya kuliah di Colorado untuk mata kuliah Ekonomi Energi saya mendapat masukan dari para dosen tentang perbandingan energi yang ada di dunia. Ada energi angin, surya, panas bumi, minyak bumi, batu bara, dan lain-lain. Saya katakan, energi nuklir teknologinya berkembang pesat,” kata Kurtubi kepada JakartaNews.id, di Kompleks Parlemen, Selasa (25/2/2025).
Saat ini tutur Kurtubi, perkembangan energi nuklir telah memasuki generasi keempat, di mana proses penciptaan energi nuklirnya di reaktor lewat reaksi kimia di bawah tekanan atmosfer 1 yang normal.
“Generasi sebelumnya tekanan harus sekian puluh tekanan atmosfer bahkan seratusan. Jadi energi nuklir menjadi sangat aman, dan peristiwa seperti di Chernobyl tidak akan pernah terjadi lagi,” beber Kurtubi.
Mengenai kecelakaan di Reaktor Fukushima, Kurtubi menilai hal tersebut disebabkan oleh bencana alam, bukan oleh human error.
“Saya pernah ke Reaktor Fukushima yang kecelakaan, saya sampai lihat ke bangunannya. Ini awalnya ada musibah karena gempa yang menghasilkan tsunami. Mereka menjelaskan tak ada satu inci pun bangunan reaktornya yang retak, meskipun gempanya 9 skala Richter yang goncangannya luar biasa. Menjadi musibah karena airnya masuk menenggelamkan sistem pengamanannya, sehingga Jepang menutup PLTN-nya namun belakangan seluruh PLTN-nya di buka kembali,” papar Kurtubi.
Kurtubi mengungkapkan, adanya perubahan yang sangat signifikan dari sisi kemajuan teknologi membuat investor asing mencoba untuk membangun PLTN di Indonesia.
“Perkembangan energi nuklir ini kan sudah memasuki teknologi keempat, investor yang masuk ke Indonesia itu investor non APBN alias swasta. Itu yang sejak awal bercita-cita membangun PLTN di Indonesia yang aman ini. Investor tersebut orang luar yakni seorang Korea Amerika, tetapi perwakilannya orang Indonesia. Pemerintah sendiri setuju akan membangun reaktor nuklir di Bangka Belitung,” ungkap Kurtubi.
Kurtubi mengatakan, PLTN tersebut tidak dibangun oleh negara akan tetapi oleh investor swasta dengan biaya sendiri.
“Si investor ini telah berjanji akan menjual listrik ke PLN dengan harga lebih rendah dari batu bara.
Investor tersebut berjanji akan merealisasikan hal tersebut pada tahun 2032, dan saat saya di Komisi VII DPR RI saya minta hal itu supaya dipercepat,” ucap Kurtubi.
Kurtubi kembali menyatakan, nuklir merupakan energi masa depan Indonesia yang aman dan ekonomis
“Bayangkan, listrik dari nuklir hanya 1 gram dari uranium. Satu gram uranium menghasilkan listrik setara dengan sekian ribu ton batu bara. Dan energi itu energi yang bersih. PLTN itu sekali mengisi bahan bakar nuklir, bisa untuk jangka waktu 5 tahun mengisi bahan bakar kembali. Bahkan, kapal laut nanti tidak akan pakai BBM lagi, tetapi menggunakan nuklir. Kapal laut bertenaga nuklir ini sekali isi bahan bakar nuklir sekali isi untuk 10 tahun. Sudah murah, ramah lingkungan pula. Buat apa kita takut,” pungkas Ahmad Kurtubi. (Daniel)