JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Pelaksana Tugas Harian (PTH) Dirut PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra membantah Pertamax yang tersebar di seluruh SPBU saat ini merupakan oplosan.
Dirinya menjamin tidak oplosan Pertamax yang beredar di SPBU Pertamina.
“Tidak betul bahwa Pertamax ini adalah produk oplosan karena kami tidak melakukan hal tersebut,” ujar Ega kepada para wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2025) usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI.
Ega menjelaskan, tidak terdapat fasilitas blending untuk produk gasoline di setiap terminal storage yang dimiliki Pertamina Patra Niaga.
“Yang ada adalah fasilitas penambahan aditif dan pewarna. Penambahan aditif tersebut sifatnya untuk menambah value dari performansi produk-produk tersebut,” ungkap Ega.
Selain itu, distribusinya juga diawasi ketat oleh BPH Migas. Pengujian samplingnya dilakukan secara rutin oleh pihak independen.
Oleh sebab itu, Ega mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk membeli Pertamax di SPBU Pertamina yang resmi.
Ega menjamin Pertamax yang dijual di SPBU resmi bukan oplosan.
“Kalau di luar SPBU kami, tidak bisa menjamin,” ucap Ega.
Ketersediaan BBM dan LPG Selama Ramadhan Hingga Lebaran 2024 Aman
Ega pun memastikan, ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan LPG untuk periode Ramadhan hingga Lebaran 2025 dalam kondisi aman.
Ega menyatakan, stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di Pertamina Patra Niaga telah terintegrasi dengan sistem digitalisasi, sehingga dapat dipantau secara nasional.
Selain itu, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan instansi dan pemerintah terkait, khususnya untuk memprediksi permintaan BBM di hari besar keagamaan nasional (HBKN) seperti saat Idul Fitri.
“Untuk kesiapan stok saat ini secara nasional, untuk produk LPG kita ada di posisi 15,17 hari, ini memang stok normal rata-rata saat ini yang kita maintain dan ini pada kondisi aman,” ujar Ega.
Ega memaparkan stok kerosin atau minyak tanah saat ini berada di 26,20 hari, Pertalite 20,7 hari, Pertamax di 22,75 hari, Turno 35,75 hari, dan solar subsidi 18,04 hari.
“Untuk DexLite memang produk yang kita lakukan secara inter-branding di terminal, sehingga kita tidak melakukan stok yang ada di terminal-terminal secara volume yang cukup besar. Untuk Dex ada di posisi 31,39 hari, sedangkan untuk Avtur saat ini berposisi ada di 26 hari,” ulas Ega.
Dari sisi permintaan produk BBM, tutur Ega, Pertamina Patra Niaga memprediksi akan ada kenaikan permintaan sebesar 16,9 persen, Turbo 15 persen, Pertamax Green 93,5 persen, Dex 3,2 persen dan DexLite diperkirakan terjadi penurunan 4,6 persen.
Lebih lanjut, ungkap Ega, solar subsidi diperkirakan turun 13,4 persen serta Avtur diprediksi mengalami peningkatan 5,6 persen.
“Penurunan solar ini diperkirakan karena biasanya pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri, beberapa perusahaan industri melakukan libur lebaran, dan juga operasional logistik sudah mulai berkurang, sehingga secara trennya biasanya memang solar ini mengalami penurunan,” tukas Ega.
Ega menambahkan, Pertamina juga membentuk tim satuan tugas (satgas) khusus untuk memastikan kelancaran arus mudik Lebaran 2025.
“Satgas tersebut mulai efektif bekerja pada 17 Maret 2025, namun sudah melakukan koordinasi dengan instansi dan pemerintah terkait,” tutup Mars Ega Legowo Putra. (Daniel)