JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani menyampaikan selamat kepada Brian Yuliarto yang dilantik menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek).
Dirinya mengajak Brian untuk mengawal kebijakan efisiensi anggaran pendidikan.
Lalu Ari, sapaan akrab Lalu Hadrian Irfani mengatakan, sosok Brian sudah tidak perlu diragukan lagi.
“Brian merupakan guru besar ITB di bidang keahlian Teknologi Nano dan Kuantum Maju. Brian menempuh S1 jurusan Teknik Fisika di ITB pada 1999, S2 program studi Quantum Engineering and System Science, dan S3 di University of Tokyo pada 2002 dengan program studi Quantum Engineering and System Science,” beber Lalu Ari.
Lalu Ari mengungkapkan, Brian sudah menerbitkan ratusan artikel dan jurnal ilmiah.
“Dia juga aktif dalam berbagai macam proyek ilmiah. Brian telah mematenkan berbagai temuan menjadi Hak Kekayaan Intelektual. Berkat dedikasi itu, dia dianugerahi penghargaan Habibie Prize 2024. Brian juga mendapat penghargaan kategori Ilmu Rekayasa itu pada 5 Desember 2024,” urai Lalu Ari.
Menurut Lalu Ari, kemampuan dan pengalaman Prof Brian dalam dunia akademik tidak perlu diragukan lagi.
Lalu Ari meyakini Brian mampu memimpin Kemendiktisaintek dan menyelesaikan berbagai persoalan internal.
Dirinya juga yakin Brian mampu memajukan pendidikan tinggi di Indonesia.
“Dengan pengalaman yang dimiliki, kami yakin Prof Brian bisa memajukan perguruan tinggi di Indonesia,” ungkap Lalu Ari.
Legislator asal Dapil NTB II itu mengatakan, ada sejumlah pekerjaan yang telah menunggu Brian.
Khususnya, lanjut Lalu Ari, terkait kebijakan efisiensi anggaran pendidikan.
Dirinya pun mengajak Brian mengawal betul proses efisiensi anggaran, sehingga kebutuhan dasar pendidikan tetap terpenuhi.
Misalnya, terkait anggaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan beasiswa pendidikan. Menurut Lalu Ari, KIP Kuliah tidak terkena efisiensi anggaran. Anggaran KIP Kuliah yang disiapkan sebesar Rp14,69 triliun.
“KIP Kuliah merupakan program prioritas dan unggulan Presiden Prabowo Subianto, sehingga tidak menjadi bagian efisiensi anggaran. KIP Kuliah sangat penting bagi para mahasiswa,” kata mantan Anggota DPRD NTB itu.
Lalu Ari menyatakan, yang terkena efisiensi adalah beasiswa pendidikan. Yaitu, Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Rp19,4 miliar dari pagu awal Rp194,7 miliar, Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Rp21 miliar dari pagu Rp213,7 miliar, Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) Rp21,33 miliar dari pagu anggaran Rp85,3 miliar, dan beasiswa dosen dan tenaga pendidik dalam dan luar negeri Rp59,2 miliar dari pagu awal Rp236,8 triliun.
“Kami akan tetap memperjuangkan agar beasiswa pendidikan tidak terkena efisiensi anggaran. Sebab, beasiswa itu sangat dibutuhkan para mahasiswa, terutama beasiswa on going yang sekarang dinikmati para mahasiswa,” tegas Lalu Ari.
Selain beasiswa, Lalu Ari meminta agar Uang Kuliah Tinggal (UKT) tidak dinaikan imbas dari efisiensi anggaran.
Jika UKT dinaikkan, jelas Lalu Ari, maka akan banyak mahasiswa yang kesulitan membayar biaya kuliah.
“Kami meminta agar UKT tidak dinaikkan, karena akan menimbulkan gejolak dan menyulitkan para mahasiswa perguruan tinggi negeri,” tukas Lalu Ari.
“Selanjutnya, Brian juga harus berjuang mencairkan tunjangan kinerja (Tukin) dosen ASN. Sudah beberapakali para dosen melakukan demonstrasi menuntut pencairan tukin. Kementerian Keuangan sudah menyetujui anggarannya, tinggal menunggu Peraturan Presiden (Perpres) yang baru sebagai landasan hukum pencairan tukin,” pungkas Lalu Ari. (Daniel)