DPN PERADI RBA Usulkan Yap Thiam Hien Layak Jadi Pahlawan Nasional

JAKARTA – Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia Rumah Bersama Advokat (DPN PERADI RBA) mengusulkan Yap Thiam Hien sebagai role model seorang advokat dalam menjalankan profesi menegakan hukum di negeri ini.

“Kalau di Amerika Serikat role model ada Abraham Lincoln, seorang advokat yang berintegritas dan pernah menjadi Presiden Amerika Serikat. Maka kita punya seorang Advokat Yap Thian Hien yang bisa menjadi role model bagi para advokat dalam menjalan profesinya,”kata Ketum DPN PERADI RBA Dr. Luhut Pangaribuan,SH., L.L M, dalam kata sambutannya di acara pelantikan DPC PERADI RBA Jakarta Timur, di Auditorium GOR, Otista, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (28/2/2025).

banner 728x90

Menurutnya, Yap Thiam Hien layak dijadikan role model bagi advokat di Indonesia. Meski Yap, lanjut Luhut, seorang etnis Tionghoa namun nasionalismenya tidak usah diragukan selama ini.

“Beliau (Yap Thiam Hien-red) kerap mendapat perlakuan diskriminasi karena seorang Tionghoa, namun dia menjawab perlakuan diskriminasi itu dengan menegaskan, meski saya Tionghoa belum tentu rasa nasionalisme saya dengan kalian lebih tinggi.Ini boleh dibuktikan,” ucap Luhut meniru pernyataan Yap.

Menurut Luhut, Yap layak untuk diajukan pahlawan nasional. “Dia layak untuk menyandang hal itu, rencananya saya kan membuat buku tentang Yap Thiam Hien,”ujarnya.

Sepeti diketahui, Yap Thiam lahir di Banda Aceh pada 25 Mei 1913. Yap, salah satu deklarator berdirinya Badan Permusyawartan Kewarganegaraan Indonesia (Beperki) tahun 1945. Yap mendukung keinginan Sukarno Kembali ke Undang-Undang Dasar 1945.

Meksi demikian, Yap memprotes dan meminta agar Pasal 6 UUD 1945 yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesoa asli. Alasan Yap, tidak adil dan mengabaikan pluralisme.

Yap sebagai advokat membela siapa pun orang yang diperlakukan tidak adil. Saat orang meludah kepada orang yang dicap Partai Komunis Indonesia (PKI), Yap tetap membela bekas Wakil Perdana Menteri era Presiden Sukarno, Soebandrio. Padahal bekas lawan politiknya Yap.

Yap juga memprotes pengiriman tahanan PKI ke Pulau Buru. Lewat lembaganya, Persekutuan Pelayanan Narapidana dan Tahanan (Prison Fellowship Indonesia) Yap menyerukan pembebasan semua tahanan. Yap adalah pejuang meski ia minoritas dalam tiga lapis. Ia Cina. Ia Kristen. Ia jujur.

Yap menghembuskan nafas 25 April 1989, di Brussel, Belgia. Yap dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan. “Kita akan usulkan dia menjadi pahlawan nasional, karena dia layak akan hal itu,” ujarnya. (Ralian)

Tinggalkan Balasan