Gubernur Khofifah Punya Program Quick Win 100 Hari Kerja, Inilah Manfaatnya bagi Milenial Jawa Timur

SURABAYA- Mengawali kerjanya sebagai gubernur terpilih periode 2025-2030, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak, keduanya menyiapkan program quick win untuk 100 hari pertama kerja.

Dalam program quick win 100 hari kerja tersebut salah satunya adalah menginisiasi program penguatan kompetensi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) kepada talenta Millennium Job Center (MJC) dalam rangka memperkuat ekosistem ekonomi digital dan ekonomi kreatif bagi generasi Z dan UMKM.

banner 728x90

“Kami jelas mendukung sekali dan ini bukti kalau bu Khofifah sangat peduli dengan keberadaan millenial di Jawa Timur,” ujar koordinator pemilih pemula gotong royong Jawa Timur Ratu Ardilla Mochtar, Senin (3/3/2025).

Menurut Ratu Ardilla Mochtar,tentunya dengan program-program langsung menyentuh kalangan generasi Z dan milenial tersebut tentunya bisa menekan angka pengangguran dikalangan milenial.

“Semua tahu kalau beberapa waktu lalu pengangguran tinggi yang didominasi kalangan milenial. Tentunya dengan program tersebut bisa menekan angka pengangguran dikalangan milenial,” jelasnya.

Dibeberkan olehnya,banyak program yang disempurnakan oleh gubernur Khofifah di kepemimpinan kedua sekarang ini.

“Sejumlah program prioritas yang akan dilakukan seperti PKH Plus, Jatim Puspa, Desa Berdaya, Desa Devisa ataupun Klinik BUMDes, Millenium Job Centre (MJC), Eko Tren-One Pesantren One Product (OPOP), YC2 (Youth Creativepreneur Centre), Jatim World Class Education, Beasiswa Santri Unggul, East Java Centre of Literacy, BPOPP SMA, SMK, PK-PLK Negeri & Swasta. Tentunya ini sangat berguna sekali bagi kalangan milenial di Jawa Timur,” tandasnya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memaparkan sejumlah program prioritas pembangunan Jawa Timur dalam lima tahun ke depan. Di periode pertama memimpin Jawa Timur, Khofifah-Emil diketahui telah berhasil membuat Jatim lebih maju.

Hal itu tampak dari keberhasilan Khofifah dalam membangkitkan ekonomi Jatim yang terpuruk pasca pandemic covid-19, menurunkan kemiskinan ekstrem di Jawa Timur yang mulanya berada diatas rata-rata kemiskinan ekstrem nasional dengan angka 4,4 persen di tahun 2020, kemudian menurun sangat signifikan menjadi 0,66 persen di awal tahun 2024.

Demikian pula dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di tahun 2019 IPM Jawa Timur berada di angka 71,50 dan berada dibawah rata-rata nasional. Dan di tahun 2024, IPM Jawa Timur berada di angka 75,35 dan berada diatas rata- rata nasional.

“Sebagai provinsi yang juga memiliki jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia atau hampir seperenam jumlah penduduk Indonesia, Jawa Timur tak hanya dihadapkan pada peluang sebagai pemilik sumber daya manusia dan daya tarik pasar yang besar,” ujar Khofifah.

“Namun, juga dihadapkan pada tantangan keterbatasan sumber daya alam termasuk lahan yang menuntut langkah-langkah baru kedepannya. Inilah yang mendasari kami mengusung cita-cita mewujudkan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara,” imbuhnya. (yudhie)

Tinggalkan Balasan