JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Anggota Komisi VI DPR RI Firnando Hadityo Ganinduto mengkritik kinerja Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso yang dinilai lambat merespon gejolak harga pangan di lapangan, padahal kenaikan harga pangan dan kebutuhan pokok sudah naik jauh sebelum Ramadhan.
“Nah, Pak Mendag menindaklanjuti dengan Rakortas soal gejolak harga itu pada 26 Februari 2025, jadi program bapak ini sangat mepet sekali dengan Bulan Ramadhan (1446 H), 1 Maret 2025,” kata Firnando dalam Rapat kerja dengan Menteri Perdagangan, Budi Santoso dan Dirut Perum Bulog Mayjen TNI, Novi Helmi di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Adapun Rapat kerja antara Komisi VI DPR RI dengan Mendag Budi Santoso dan Dirut Perum Bulog Mayjen TNI Novi Helmi, dipimpin oleh Ketua Komisi VI DPR RI Anggia Ermarini didampingi Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto.
Salah satu agenda yang dibahas mengenai harga komoditas dan kesiapan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam stabilisasi harga dan pasokan barang kebutuhan pokok menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2025.
“Program Bapak ini tidak berlaku cepat. Padahal kami berharap ada program yang berlaku cepat meredam harga selama Ramadhan. Jadi hari pertama, kedua hingga satu bulan penuh, harga kebutuhan pokok bisa stabil,” ujar Firnando
Lebih jauh Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI ini meminta Kemendag memiliki program yang jelas dan bisa menstabilkan harga pangan ini sepanjang tahun, sehingga masyarakat bawah tidak selalu berkeluh kesah dengan kenaikan harga bahan pokok setiap menjelang Ramadhan hingga Idul Fitri.
Politisi muda Partai Golkar ini mengaku sebelum rapat kerja telah melakukan pemantauan lapangan, terutama di Daerah Pemilihannya, Jawa Tengah I (Kabupaten Kendal, Semarang, Kota Salatiga, dan Kota Semarang).
“Saya berdiskusi dengan masyarakat, dan sekaligus menelpon beberapa pasar di Kecamatan. Ternyata hasilnya, beberapa bahan pangan, naik. Misalnya, Minyak goreng naik sampai Rp20.000, lalu Gula pasir Rp19.000. dan lain-lainnya,” imbuh Firnando
Di tempat yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menjamin pasokan dan pengawasan distribusi MinyaKita dalam menghadapi Puasa Ramadhan dan Lebaran 2025.
“Dalam menghadapi Puasa hingga Lebaran 2025, Kementerian Perdagangan terus berkolaborasi dengan struktur terkait dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut. Yang pertama, menjamin pasokan dan pengawasan distribusi MinyaKita,” ujar Budi dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin kemarin.
Tindak lanjut Rapat Koordinasi Terbatas atau Rakortas yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menkopangan) disepakati antara lain, harga MinyaKita di pasar rakyat atau tradisional tidak boleh melebihi harga eceran tertinggi (HET).
Kementerian Perdagangan menyediakan data harga harian barang kebutuhan pokok sebagai instrumen evaluasi selama bulan Ramadhan.
Kemendag juga telah meminta produsen minyak goreng untuk meningkatkan penyaluran pasokan MinyaKita sebanyak dua kali lipat selama Hari Besar Keagamaan Nasional bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2025. “Kami sudah memanggil seluruh produsen dan mereka sepakat untuk memasok dua kali lipat,” ujar Budi Santoso.
Distribusi dan penyaluran MinyaKita difokuskan pada pengecer di pasar seluruh Indonesia. Selain itu, Kemendag bersama dengan Satgas Pangan Polri, 38 pemerintah daerah dan empat Balai Pengawasan Tertib Niaga secara simultan juga melakukan pengawasan untuk memastikan kelancaran distribusi, ketersediaan dan kesesuaian HET MinyaKita. (Daniel)