JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Blue Helmet, organisasi sayap Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, peduli kemanusiaan dan pelayanan sosial, serta mitigasi dan kesiapsiagaan bencana, turun langsung ke lokasi bencana banjir di Bekasi, Jawa Barat pada hari pertama kejadian hingga kini.
Diketahui, Bekasi jadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak bencana banjir yang menerjang wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak Senin (3/3/2025) malam. Luapan Kali Bekasi menyebabkan banjir yang melumpuhkan Kota Bekasi sejak Selasa (4/3/2025).
Banjir tersebut melanda 20 titik dan tujuh kecamatan di Bekasi, serta terjadi begitu cepat. Sehingga sebagian besar warga setempat tidak sempat mengantisipasi, apalagi mengungsi dan menyelamatkan barang-barang berharga mereka.
“Blue Helmet melalui jaringan kerelawanannya di Bekasi terjun langsung ke daerah terdampak,” kata Sulfiadi Bermawi, Komandan Nasional Blue Helmet Indonesia dalam keterangannya, Jumat (7/3/2025).
Menurut Sulfiadi, Blue Helment berkordinasi dengan Basarnas dan lembaga mitra lain, melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir pada hari pertama dan kedua.
“Blue Helmet antara lain langsung terjun ke Perumahan Jaka Kencana, Pekayon, Bekasi Selatan dan Perumahan Permata Duren Jaya,” kata Sulfiadi.
Kemudian pada hari ketiga pasca banjir Blue Helmet mengirim tim tambahan untuk mulai membantu membersihkan sebagian rumah warga yang terdampak.
“Bantuan yang kita berikan tentu dengan kapasitas yang kami miliki. Kami bermodal semprotan mini mobile, Blue Helmet keliling bantu korban banjir Bekasi,” ujarnya.
Sulfiandi mengatakan, Blue Helmet sengaja menyediakan fasilitas kebersihan dan tenaga, karena hal itu yang diperlukan warga untuk membantu membersihkan rumah mereka yang terdampak banjir.
“Banyak penyintas butuh bantuan tenaga dan fasilitas kebersihan, selain makanan pokok. Insya Allah relawan relawan Blue helmet siap memfasilitasi ke para penyintas,” tuturnya.
Karena itu, dirinya berharap partisipasi masyarakat luas untuk bisa bergotong royong agar membantu warga Bekasi yang terdampak banjir.
“Partisipasi bisa dalam bentuk donasi atau bantuan logistik,” kata Komandan Nasional Blue Helmet Indonesia.
Sulfiadi meminta agar pemerintah daerah (pemda) setempat seharusnya lebih responsif terhadap informasi potensi bencana yang dikeluarkan instansi terkait, atau pihak yang terlibat dalam kajian lingkungan dan kebencanaan.
“Seharusnya untuk daerah yang rentan bencana, kedepan sudah harus matang dalam mitigasi dan kesiapsiagaan,” pungkas Sulfiadi Bermawi. (Daniel)