Penataan Kawasan Puncak, Sudjatmiko: Regulasi dan Infrastruktur Harus Dibenahi

JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Anggota DPR RI asal Dapil Jabar VI Sudjatmiko menyoroti pentingnya penataan kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sebagai bagian dari upaya mengatasi banjir yang kerap melanda wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tangerang (Jabodetabek).

Sebagian kawasan Puncak yang sebelumnya merupakan daerah resapan air, kini beralih fungsi sehingga berkurang kemampuan tanah menyerap air di kawasan Puncak sehingga kerap disebut memberikan andil terhadap banjir yang melanda Jabodetabek.

banner 728x90

Menurut pria yang akrab disapa Miko ini, tanpa regulasi yang jelas dan tegas, penataan ruang tidak akan berjalan efektif.

“Hal pertama yang harus diperhatikan adalah regulasi. Semua stakeholder, baik pemerintah daerah maupun pusat, harus bersama-sama menegakkan aturan terkait tata ruang,” ujar Miko, Rabu (11/3/2025).

Selain regulasi, Miko juga menekankan perlunya perbaikan infrastruktur secara komprehensif seperti mengembalikan fungsi embung dan bendungan di kawasan Puncak serta menambah sumur resapan.

“Di daerah itu ada enam embung dan bendungan yang fungsinya kini mulai beralih menjadi tempat wisata. Kita coba kembalikan lagi fungsinya. Bukan berarti kita anti-wisata, tapi infrastruktur ini memang harus dimaksimalkan untuk mengendalikan banjir,” jelas Miko.

Sumur resapan, lanjut Miko, dapat menjadi solusi untuk mengatasi banjir karena dapat menyerap air hujan ke dalam tanah.

Sumur resapan ini, tambah Miko, dapat mengurangi volume air yang mengalir di permukaan sehingga mengurangi terjadinya banjir.

Di musim kemarau, jelas Miko, sumur resapan dapat menjadi penampungan air air.

Miko berharap pemerintah dapat mengambil langkah tegas dalam penataan kawasan Puncak agar banjir yang kerap terjadi di Jabodetabek bisa diminimalkan.

“Keseimbangan antara pembangunan, konservasi lingkungan, dan sektor pariwisata perlu dikelola dengan bijak agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat luas,” terang Miko.

Anggota Komisi V DPR RI ini berharap kejadian banjir di kawasan Bekasi pada awal Maret 2025 dapat dicegah sehingga tidak terjadi lagi banjir yang membuat hampir sebagian besar kota Bekasi lumpuh dan menganggu roda perekonomian.

Dirinya meminta para stakeholder seperti Kementerian ATR/BPN, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Pemda Jabar bekerja sama mengembalikan asal mula lahan.

“Stakeholder bekerjasama kembalikan fungsi asal lahan. Lakukan reboisasi pada hutan agar banjir Bekasi tidak terjadi lagi,” tutup Sudjatmiko. (Daniel)

Tinggalkan Balasan