Deprecated: Creation of dynamic property WpBerita_Breadcrumbs::$settings is deprecated in /home/jakartane/public_html/wp-content/themes/wpberita/inc/class-wpberita-breadcrumbs.php on line 26

Putin: Barat Bukan Mitra Lagi, Rusia Tujuan di Ukraina Dicapai dengan Kekuatan Militer

JAKARTANEWS.ID – MOSKOW: Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka mengatakan Barat bukan lagi mitra, melainkan musuh. Dia juga menyampaikan alasan utama mengapa militer Moskow perlu bertempur di Ukraina.

Dalam pidato di depan para pekerja di sebuah pabrik penerbangan di Buryatia, pemimpin Kremlin itu mengatakan apa yang dipertaruhkan di Ukraina adalah keberadaan Rusia sebagai sebuah negara, pada Selasa (14/3/2023).

Dia memperluas argumennya yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa Barat bertekad untuk memecah Rusia.

“Jadi bagi kami ini bukan tugas geopolitik, tapi tugas untuk mempertahankan kenegaraan Rusia, menciptakan kondisi untuk perkembangan negara dan anak-anak kami di masa depan,” kata Putin.

Dia menuduh Barat menggunakan Ukraina sebagai alat untuk mengobarkan perang melawan Rusia.

“Untuk apa yang disebut mitra Barat kami untuk, sebenarnya, musuh kami, kami dapat mengatakannya secara terbuka hari ini masalahnya adalah tentang meningkatkan sikap geopolitik mereka,” paparnya, menambahkan bahwa situasinya sangat berbeda untuk Moskow.

Kemudian Rusia menilai tujuannya di Ukraina hanya dapat dicapai dengan kekuatan militer. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kremlin (Istana Kepresidenan Rusia), Dmitry Peskov, Selasa (14/3/2023).

“Kami harus mencapai tujuan kami. Saat ini hal itu hanya mungkin dilakukan dengan cara militer karena posisi rezim Kiev saat ini,” kata Peskov, seperti dikutip Reuters.

Rusia mengklaim operasi militernya di Ukraina bertujuan untuk membebaskan para penutur Bahasa Rusia di Donbas dari penindasan oleh rezim Kiev yang acap kali disebut Moskow sebagai “neo-Nazi”.

Donbas adalah sebuah kawasan di bagian timur Ukraina yang terdiri atas dua wilayah, yaitu Donetsk dan Luhansk.

Donbas adalah sebuah kawasan di bagian timur Ukraina yang terdiri atas dua wilayah, yaitu Donetsk dan Luhansk.

Ukraina dan Barat menolak penyebutan neo-Nazi yang disematkan Rusia kepada rezim Kiev. Menurut mereka, hal itu hanya dijadikan dalih oleh Moskow untuk membenarkan agresi militer dan merebut sebagian tanah milik bangsa Ukraina.

Moskow juga berulang kali menyalahkan Kiev atas tersendatnya perundingan damai dan gencatan senjata antara kedua negara. Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pihaknya hanya mau mempertimbangkan untuk berunding lagi setelah pasukan Rusia meninggalkan wilayah Ukraina. (Amin)

Tinggalkan Balasan