JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Kinerja Heru Budi Hartono sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta kini sudah berjalan 260 hari. Untuk menakar kemampuannya dalam memimpin Ibukota, media Kosadata.com menggelar diskusi dengan menghadirkan sejumlah narasumber di D’arcici Hotel Jl Letjen Soeprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (12/7).
Sepak terjangnya di jajaran Pemprov DKI Jakarta memang tidak perlu diragukan lagi karena ia mengawali karir sebagai staf, lalu bisa menjadi Walikota Jakarta Utara kemudian Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH-KLN) DKI Jakarta, lalu ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Sekretariat Kepresidenan (Kasetpres) yang merupakan jabatan eselon I kemudian menjadi Pj Gubernur DKI untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut hingga Pilkada DKI Jakarta tahun 2024.
Narasumber Deni Martanti dari Pengurus Pusat Pemuda Cinta Tanah Air mengatakan Heru bisa disebut sebagai role model ASN DKI Jakarta. Sebab beliau lahir dari birokrat seperti halnya Gubernur Fauzi Bowo kala itu. Tak mudah untuk mencapai tangga kekuasaan seperti sekarang dari sebelumnya seorang pejabat birokrat yang mengabdi sebagai putra daerah. Namun Heru membuktikan bahwa karir ASN bisa mencapai tingkat tertinggi dalam birokrasi. “Untuk mencapai tangga kekuasaan, jalurnya bisa dari birokrasi. Undang-Undang juga membolehkan, gak hanya jalur politik,” ujarnya dalam diskusi media dengan tema ‘Menakar Sepak Terjang Heru Budi Hartono, Reformasi Birokrasi Mencetak Role Model ASN Jakarta’.
Menurutnya Jakarta membutuhkan pemimpin yang berorientasi pada pelayanan dan Heru bisa melakukannya. “Beliau ini punya kelebihan, bisa mengkomunikasikan birokrasi yang berkaitan dengan pusat kepada daerah. Tidak banyak yang bisa multi tasking, tapi saya melihat Pak Heru cukup mumpuni, mungkin beliau sudah melanglang buana, track record panjang. Kita bisa lihat apa yang dia kerjakan cukup baik,” ujar Martanti pada acara yang dihadiri kalangan wartawan dan aktivis perkotaan.
Ketua Umum Fakta Ary Subagio menambahkan bahwa Heru bisa melakukan terobosan yang hebat di Jakarta dengan memangkas hal tidak penting yang sempat berjalan dalam lima tahun terakhir dan mendarah daging yakni keberadaam Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). “Pak Heru juga mampu membangun komunikasi. Kalau kita mau baik pelayanan publik penting diutamakan. Komunikasi publik, mendengarkan dan menjalankan apa yang diinginkan warga. Pak heru bisa belajar dari Pak Ahok dan Pak Foke yang disegani,” kata Ary.
Akademisi dan juga penulis buku, Deni Gunawan berpendapat bahwa Heru bisa menjadi role model birokrat di DKI Jakarta. Melalui dirinya, ASN DKI punya harapan jenjang karir tertinggi di pemerintahan. “Sebelumnya hal ini terjadi juga pada Pak Foke. ASN bisa mencapai puncak karir tertinggi,” ungkap Deni. Menurutnya, sepak terjangnya di pemerintahan tak perlu diragukan lagi, sejak Walikota hingga seperti sekarang merupakan tangga karir yang merangkak cukup alot untuk mencapainya. “Tentu gak mudah sampai kepada Pj Gubernur Jakarta. Karena Jakarta kan sorotan, artinya meskipun ada keterikatan dengan Pak Jokowi namun tidak segampang itu kalau Pak Heru tidak punya kemampuan yang hebat,” kata Deni.
Hal serupa juga diungkapkan narasumber Ketua Umum Rumah Aktivis Institute, Andri Nurkamal, bahwa Heru bekerja dengan berorientasi pada pelayanan. “Beliau berorientasi pada pelayanan dan tahu apa yang diinginkan warganya,” tandasnya. (joko)