JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid memberikan respons positif atas dorongan Walikota Medan Bobby Nasution agar Polri tak segan-segan memberikan tindakan tegas dan terukur terhadap para pelaku pembegalan.
Menurut Habib Syakur, tindakan tersebut benar dan perlu dimasifkan agar perilaku kriminal pembegal bisa semakin ditekan dan dimininalisir.
“Saya kecenderungan setuju dengan wacana itu. Karena memang perlu ada efek jera, bukan hanya kepada pelaku, tapi kepada mereka yang hendak melakukan tindakan serupa,” kata Habib Syakur kepada para wartawan, Jumat (14/7/2023).
Menurut Habib Syakur, pembegalan adalah sebuah tindakan kriminal yang sangat membahayakan orang lain.
“Tidak hanya sekadar kehilangan harta benda, tak jarang para korban juga sampai kehilangan anggota badan karena sabetan senjata tajam pelaku, maupun yang sampai harus meninggal dunia. Berikan preseden pelaku begal bisa berujung ditembak mati di tempat. Artinya, ketika pelaku melakukan kejahatannya, dia tentu tahu risiko terburuk dari ulahnya itu,” tegas Habib Syakur.
Pun demikian, Habib Syakur tetap berharap agar Polri pun tidak mengedepankan tindakan tembak mati, jika masih perlu bisa ditangkap saja atau dilumpuhkan.
Namun, lanjut Habib Syakur, jika sudah mengancam nyawa orang lain dan petugas, tembak mati bisa menjadi opsi yang tepat.
“Ya kalau masih bisa ditangkap saja lebih baik, kalau tidak ya bisa ditembak kakinya agar lumpuh pergerakan kejahatannya. Kalau tidak, mau bagaimana lagi, risiko membegal,” tutur Habib Syakur.
Lebih lanjut, ulama asal Malang Raya itu juga sekaligus memberikan kritikan kepada LSM KontraS yang memaksa agar Bobby Nasution meminta maaf atas pernyataannya.
Sebab, ungkap Habib Syakur, lembaga tersebut tidak setuju jika pelaku begal harus ditembak mati karena alasan kemanusiaan.
“Saya cuma berharap orang-orang KontraS tidak ada yang putus tangannya ditebas celurit begal. Itu saja saya kira respons saya untuk LSM itu,” pungkas Habib Syakur. (Daniel)