JAKARTANEWS.ID-BERLIN: Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Berlin, menyelenggarakan ‘Acara Temu PPI Wilayah KBRI Berlin, dihadiri 52 peserta dari Thuringen, Halle, Leipzig, Greifeswald, Brandenburg, Anhalt, Dresden dan Rostock. Mengisi materi dalam acara itu Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Andi Marwan.
Pada acara berlangsung Sabtu (5/8/2023) lalu, dihadiri pula oleh
Atase Pertahanan Kol. Inf. Budi Wibowo, Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler Satriyo Pringgodhani serta Atase Kepolisian Kombes Pol Shinto Silitonga yang sempat memperkenalkan tas buatan Baduy Banten.
Mengawali materi, Dani, panggilan akrab Satriyo Pringgodhani mengingatkan pentingnya mahasiswa baru untuk mengisi aplikasi Lapor Diri sehingga keberadaannya di Jerman dapat terus diikuti oleh kantor perwakilan Indonesia.
“Dengan lapor diri, kami di KBRI akan dapat membangun komunikasi dengan mahasiswa Indonesia di Jerman untuk membantu dan melayani dalam proses adaptasi juga selama mahasiswa mengikuti studi,“ katanya. Selama ini, dijelaskan oleh Dani ada beberapa permasalahan yang dihadapi mahasiswa ternasuk warga Indonesia di Jerman.
Paralel dengan penyampaian Dani, Atase Kepolisian Kombes Pol. Shinto Silitonga membeberkan beberapa permasalahan hukum terjadi dalam semester pertama tahun 2023, mulai dari kasus kejahatan siber tiket hunter yang menjual tiket pesawat sangat murah namun ternyata tiket tiket tidak dapat di-issued, berdampak pada 530 korban yang dominan WNI di hampir seluruh Jerman dengan kerugian Rp10,5 miliar.
Lebih lanjut Shinto, pidana penyebaran konten pornoaksi anak di Aachen, pembuatan konten porno public figure remaja gunakan aplikasi dan disebarkan di media sosial, kasus bunuh diri mahasiswa dan au pair di selatan Jerman serta pergerakan kelompok intoleran yang menyasar ke mahasiswa baru untuk direkrut dengan cara yang sistematis dan halus.
Pada acara itu berlangsung pula pembagian Koja Baduy dari Atasle Kepolisian. Produk budaya berupa tas yang dibuat dari akar kayu oleh Suku Baduy di Banten. “Mari perkenalkan budaya lokal di Banten ke komunitas internasional di tempat studi masing-masing, sehingga semakin banyak orang mengenal budaya Indonesia,“ ujarnya lagi.
Sementara itu, Prof. Andi Marwan mengapresiasi pelaksanaan ‘Acara Temu PPI’ yang digelar oleh pengurus PPI Berlin. “Tugas berat bagi pengurus PPI untuk dapat menarik minat mahasiswa dan peserta ausbildung sehingga bersedia ikut ambil bagian dalam keanggotaan dan kegiatan di PPI,“ kata Prof. Andi Marwan.
Sedangkan Kol. Inf. Budi Wibowo menyampaikan bahwa salah satu bentuk bela negara mahasiswa dapat diaktualisasikan dengan prestasi di tempat pendidikan masing-masing, menyelesaikan studinya dengan waktu yang cepat dan hasil yang membanggakan.
“Bela negara tidak dimaknai hanya dengan siap sedia menghadapi musuh negara, namun dapat diimplementasikan di bidang masing- masing, seperti berprestasi dalam pendidikannya, ini yang harus menjadi motivasi,“ tegas Budi. (Warto)