JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mencatat berhasil memproduksi 172 ribu barel setara minyak per hari (BOPD) setelah dua tahun alih kelola Blok Rokan, Riau.
“Ini menjadi momen bersejarah bagi PHR di mana bertepatan dengan 2 tahun alih kelola Blok Rokan dan HUT Ke-66 Provinsi Riau, produksi PHR di Blok Rokan mencapai 172.710 BOPD, di mana ini merupakan angka tertinggi sejak alih kelola dan menjadi angka produksi migas tertinggi di Indonesia saat ini,” kata EVP Upstream Bussines PHR Edwil Suzandi melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Edwil mengatakan capaian tertinggi tersebut tak lepas dari andil para pekerja dan mitra kerja PHR serta dukungan dari para pemangku kebijakan dan masyarakat Riau.
“Terima kasih atas dukungan semua pihak terhadap PHR, semoga PHR bisa terus meningkatkan kinerja dalam upaya menopang energi nasional dan capaian target 1 juta barel minyak per hari pada 2030,” katanya.
Ia mengatakan capaian produksi tersebut juga tak lepas dari masifnya kegiatan pengeboran didukung dengan kinerja yang andal dan selamat. Sejak alih kelola, PHR telah mengebor sebanyak 825 sumur dan ada 84 rig di Wilayah Kerja (WK) Rokan.
“Kami juga berhasil mempersingkat waktu pengeboran hanya dalam waktu 5 hari. Jadi, dalam sebulan itu PHR bisa mengebor sebanyak 30 hingga 40 sumur baru. Tentunya, kami harapkan akan lebih produktif,” ujar Edwil.
PHR mencatat bahwa tren positif kenaikan produksi sudah terlihat sejak akhir Juli 2023, di mana angka tertinggi berturut-turut di antaranya 167.645 BOPD pada 31 Juli 2023. Kemudian 168.730 BOPD pada 1 Agustus 2023, berlanjut 167.034 BOPD pada 2 Agustus 2023, dan 169.282 BOPD pada 7 Agustus 2023.
“Capaian berturut-turut ini merupakan buah dari ikhtiar pekerja PHR dalam upaya meningkatkan produksi demi menunjang pasokan energi nasional,” ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, saat ini PHR juga tengah mengupayakan produksi minyak non-konvensional (MNK) yang ada di Sumur Gulamo dan Kelok yang ada di Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Pengeboran sumur MNK merupakan salah satu pengeboran terbesar yang dilakukan PHR karena harus menembus hingga kedalaman 8.500 kaki dengan kapasitas rig sebesar 1.500 horsepower (HP).
“Peluang MNK ini diharapkan bisa berkontribusi bagi produksi migas nasional,” ujar Edwil. (YOK)