JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan, pada 2045, Indonesia mempunyai peluang emas menjadi negara manju dengan posisi lima negara besar ekonomi dunia. Karena itu, kesempatan jangan yang ada disia-siakan.
“Kita negara yang memiliki kesempatan meraih Indonesia menjadi negara maju. Peluang ada, dan meraih strateginya sudah ada,”ucap Presiden, dalam Pidato Kenegaraan, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/08/2023).
Presiden Joko Widodo mengenakan baju adat Tanimbar, berasal dari Pulau Maluku. Presiden tiba di Komplek didampingi Ibu Iriana yang terlihat cantik berbalut kebaya kuning.
Sementara, Wakil Presiden Ma’ruf Amin memilih pakaian demang khas Betawi. Hadir di Gedung Nusantara,
Dalam acara kenegaraan itu hadir Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri. Hadir mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, Tri Soetrisno, dan Jusuf Kalla.
Namun dalam acara kenegaraan, tidak hadir Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam acara kenegaraan ini sidang dipimpin Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Hadir, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Ketua Mahkamah Agung Muhammad Syarifuddin, Ketua Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman, dan pejabat negara lainnya.
Lebih lanjut, Presiden mengingatkan untuk meraih negara maju sudah ada, dan dibutuhkan bergerak maju seluruh elemen bangsa. “Strategi meraihnya sudah ada. Sudah dirumuskan. Karenanya jangan membuang energi kita dengan hal yang tidak produktif yang mengakibatkan kita melangkah mundur,”terang Jokowi, panggilan nama Presiden Joko Widodo.
Di samping itu, bonus demokrasi yang akan melampaui puncaknya pada 2030 adalah peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk meraih Indonesia emas pada 2045.
“Sekitar 68 % usia produktif, sejatinya peluang internal trust yang dibangun bukan melalui gimic dan retorika semata, melainkan pembuktian bukti nyata Indonesia dalam bersikap, “ucap Presiden.
Selain itu, momentum predikSi Indonesia masuk G-20, kekuatan Indonesia di Asean, konsisten Indonesia menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM), kelestarian lingkungan. “Kesuksesan Indonesia dalam mengahadapi krisis ekonomi dunia dalam 3 tahun terakhir ini telah mengubah Indonesia dalam percaturan dunia,”jelas Presiden.
Menurutnya, Indonesia dengan Pancasila dan prinsip-prinsip demokrasi menjadi runag dialog dalam menghadapi perbedaan yang ada. “Namun, Pemimpin itu harus punya publik trust. Karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu bisa berjalan atau tidaknya suatu kebijakan. Bisa diikuti atau tidaknya suatu keputusan. Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa,”tukas Jokowi.
Jokowi juga mengemukakan, kepemimpinan ke depan sangan menentukan masa depan Indonesia. Menutnya, hal ini bukan siapa jadi presiden. “Bukan, bukan itu, tetapi apakah sanggup atau tidak untuk bekerja sesuai dengan apa yang sudah kita mulai,”tambah Jokowi.
Presiden mengemukakan, kenaikan daya saing Indonesia tertinggi di dunia. Berdasarkan International Institute for Management Development (IMD), daya saing Indonesia di 2022 naik dari rangking 44 menjadi 34, ini merupakan kenaikan tertinggi di dunia.
Terkait Hilirisasi, lanjut Presiden, yang ingin dilakukan Pemerintah adalah transfer teknologi yang memanfaatkan energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.
Karena itu, Jokowi mengatakan, Indonesia harus mampu menjadi Negara yang mampu mengelola sumber dayanya. Mampu memberikan nilai tambah dan mensejahterahkan rakyatnya. “Dan ini bisa dilakukan melalui hilirisasi,”ucap Jokowi.
Dalam pidatonya, Presiden menyinggung sebadar Rp 3. 212 triliun digelontorkan untuk perlindungan sosial dari tahun 2015-2023. Pemerintah telah berhasil menyipakan anggaran perlindungan sosial, total Rp 3.212 triliun dari tahun 2015-2023 termasuk di dalamnya KIS, KIP, KIP Kuliah,PKH, Kartu Sembako, serta perlinungan kepada lansia, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua MPR Bambang Soesatyo mengemukakan, kemerdekaan yang diraih Indonesia bukan pemberian atau hadiah. Akan tetapi, lanjut Bamsoet, panggilan Bambang Soesatyo, kemerdekaan yang diraih melalui darah dan air mata para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah.
“Dan Indonesia emas tahun 2045 yang kita cita-citakan adalah Indonesia sejahtera, yang ditandai minimnya kemiskinan yang terjadi dan tingkat SDM tinggi dan berdaya saing global,”ujar Ketua MPR. (Ralian)