JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pemberian bantuan pangan beras kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang dijadwalkan pada Oktober rencananya dipercepat menjadi September guna menjaga stabilisasi harga dan stok beras.
“Apabila hari ini memang gabah kering panen itu kurang, kita akan lakukan intervensi lebih awal. Jadi nanti dalam waktu dekat Pak Dirut Bulog, saya, dan beberapa menteri terkait pasti akan melakukan atau meminta untuk rapat terbatas dari Presiden supaya dimajukan,” kata Kepala Bapanas Arief usai meninjau harga beras di Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin (28/8/2023).
Arief menyampaikan total beras yang dibutuhkan untuk bantuan pangan beras kepada 21,353 juta KPM adalah 640 ribu ton dan Bulog telah mempunyai stok cadangan pangan tersebut jika memang akan dimajukan.
“Kalau cadangan kita 1,6 juta ton berarti kita masih punya 1,2 juta ton. Masuk lagi 400 ribu ton berarti nanti akan punya 1,6 lagi. Jadi kita selalu top up ya stok Bulog itu kita naikkan stok levelnya,” ucapnya.
Wacana mempercepat penyaluran bantuan pangan tersebut lantaran harga beras pada akhir-akhir ini naik. Produksi beras pada semester II memang lebih turun dibandingkan semester I, belum lagi fenomena El Nino. Sehingga, cadangan beras yang dimiliki pemerintah perlu digelontorkan guna menjaga stabilisasi harga di masyarakat.
“Jadi semester II sudah pasti turun. Kemudian ada beberapa isu seperti El Nino dan lain-lain, itu dampaknya akan 3 bulan ke depan, kecuali daerah-daerah irigasi teknis atau daerah-daerah yang punya water reservoir itu masih bisa menampung,” jelasnya.
Adapun penyaluran bantuan beras pangan semulanya dijadwalkan disalurkan pada Oktober, November dan Desember mendatang sesuai hasil keputusan Ratas tentang Peningkatan Produksi dan Hilirisasi Produk Pangan pada 10 Juli 2023.
Penyaluran bantuan beras tersebut merupakan keberlanjutan dari program penyaluran bantuan pangan kepada 21,353 juta KPM dengan total bantuan beras mencapai 640 ribu ton yang telah rampung dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pada bulan Maret, April, dan Juni 2023.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso meminta masyarakat tidak perlu khawatir stok beras di pasar kurang dan tidak mampu memenuhi kebutuhan karena jumlah Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai 1,6 juta ton.
“Saya berharap jangan sampai ada isu negatif kalau beras itu kurang. Kita ini beras 1,6 juta ton dan ini beras semuanya premium dan ini nanti untuk kegiatan operasi pasar,” katanya.
Dirut Bulog yang akrab disapa Buwas itu menyampaikan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang telah dimulai sejak awal tahun akan lebih digencarkan pada Semester 2 seiring menurunnya produksi beras.
Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya beras bantuan pemerintah tidak lagi didistribusikan melalui kemasan 50 kg dan dalam bentuk curah agar lebih tepat sasaran bisa langsung menjangkau konsumen rumah tangga. Oleh karenanya, ia meminta masyarakat untuk tidak panik mengenai ketersediaan beras dengan harga terjangkau di pasaran. Beras SPHP dikemas dalam kemasan 5 kg dan didistribusikan melalui ritel modern dan tradisional. Harga jual di pasar tradisional adalah Rp47 ribu per kemasan dan Rp47.250 per kemasan untuk ritel modern.
Adapun mulai 28 Agustus, Bulog memulai Gerakan SIGAP SPHP atau Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP (operasi pasar) di seluruh Indonesia. Beras SPHP dipastikan akan membanjiri pasar-pasar di seluruh daerah melalui pedagang pengecer dan juga tersedia di ritel-ritel modern.
Sejak awal tahun hingga hari ini, Bulog sudah menggelontorkan sebanyak 723 ribu ton beras SPHP di seluruh Indonesia. Pihaknya juga sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa Gerakan SIGAP SPHP ini harus berjalan lancar sepanjang tahun.
“Kami pantau secara terus menerus situasi sekarang ini dan dengan kekuatan stok cadangan beras pemerintah yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka kami yakinkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak perlu khawatir karena Bulog memiliki stok yang sangat aman untuk kebutuhan stabilisasi harga beras sepanjang tahun,” tegasnya. (YOK)