JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Dalam upaya menuju 100 persen pelayanan air bersih di Jakarta, Direktur PAM Jaya Arief Nasrudin menyatakan butuh sosialisasi yang masih dan intens kepada masyarakat. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang mengandalkan air tanah sehingga agak abaikan terhadap pemanfaatan air perpipaan.
“Ternyata mengajak masyarakat menggunakan air perpipaan tidak mudah. Bahkan untuk kelompok masyarakat yang akan diberi layanan gratis pun harus disosialusasikan secara intens lebih dulu karena mereka masih mengandalkan air tanah,” kata Arief Nasrudin pada acara diskusi bertajuk ‘Balkoters Talk: Revitalisasi Pipa Air Menuju 100 Persen Layanan PAM Jaya yang berlangsung di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (30/8). Padahal penggunaan air tidak terjamin kesehatannya dan mengakibatkan penurunan muka tanah secara signifikan.
Jadi untuk merealisasi 100 pelayanan air bersih untuk warga Jakarta yang ditargetkan tercapai pada tahun 2030, butuh sosialisasi yang terus-menerus. “Untuk menuju target 100 persen yang tinggal tujuh tahun lagi, kita butuh sambungan baru sepanjang 7 ribu kilometer. Untuk mewujudkan hal ini, PAM Jaya butuh dukungan dari berbagai pihak, termasuk swasta sebagai investor karena kalau hanya mengandalkan dana PMD tidak akan sampai,” papar Arief pada acara diskusi yang digelar Koordinatoriat Wartawan Balaikota dan DPRD DKI Jakarta.
Adapun masyarakat yang telah terlayani oleh PAM Jaya saat ini baru sekitar 64 persen dan sisanya mulai dikerjakan dari sekarang hingga tahun 2030. Untuk pemasangan sambungan baru sepanjang 7 ribu kilometer tentu mengakibatkan kemacetan di sana-sini. “Tapi namanya membangun berarti kita harus mau bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,” tandas Arief pada acara yang menghadirkan narasumber Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Jarod Widyoko dan Ketua Sub Penyedia Air Bersih Dinas SDA DKI Jakarta, Elisabeth Tarigan.
Untuk itu selama beberapa tahun ke depan, kata Arief, pihaknya mohon maaf akan terjadi proyek massal pemasangan jaringan pipa yang tentunya mengganggu kenyamanan masyarakat. “Sebelumnya kami mohon maaf kepada masyarakat jika nanti terjadi hiruk-pikuk dan kemacetan parah dari kegiatan ini. Perlu disadari proyek ini untuk kepentingan warga Jakarta,” kata Arief.
Selain menuju target 100 persen, PAM Jaya juga berupaya mengurangi angka kehilangan air atau NRW saat ini sebesar 46 persen. “Angka NRW yang begitu tinggi dikarenakan oknum pencurian air maupun banyaknya jaringan pipa yang sudah berusia 100 tahun. Jaringan pipa yang sudah over dari masa berlakunya secara berkala juga harus diganti karena sudah bocor sana-sini,” jelas Arief.
Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Jarod Widyoko menyampaikan pihaknya berkomitmen mendukung program kedaulatan air Jakarta 2030. “Kami siap mendukung program Pemprov DKI melalui PAM Jaya untuk pemenuhan kebutuhan air minum warga Jakarta,” kata Jarod.
Elizabeth Tarigan menambahkan bahwa target jangkauan pelayanan 100 persen sebenarnya sudah dicanangkan sejak belasan tahun lalu. “Saya sendiri mengikuti proses ini sejak 10 tahun lalu. Tapi belakangan ini kemajuan proyek tersebut sudah mulai terlihat dan terasa sehingga kami optimis dapat direalisasi pada tahun 2030,” pungkasnya. (Joko)