JAKARTANEWS.ID-JAKARTA: Untuk kesekian kalinya Jajaran PT. Aneka Tambang (Antam) dicecar Skandal Emas, untuk kesekian kali pula tersangka tak kunjung ditetapkan. Berhenti pada tataran pemeriksaan saksi ?
“Bisa jadi alat bukti belum sepenuhnya terkumpul sesuai konstruksi hukum yang dibangun,” kata Ketua Tim Advokasi Patriot Indonesia Iqbal Daud Hutapea, Kamis (31/8).
Iqbal berpendapat demikian, karena begitu banyaknya objek yang disidik, seperti halnya di perkara PT. Waskita Beton Precast (WBP) hingga butuh banyak waktu untuk penuntasan.
“Cara yang terbaik, beri kesempatan tim untuk bekerja untuk menuntaskan perkaranya,” pungkas Iqbal.
Model penyidikan ini mengingatkan perkara di PT. WBP yang terakhir sidik jual beli tanah plant di Desa Margagiri, Serang.
Namun, usai periksa Bupati Kabupaten Serang Ratu Atut Chasanah dan anak buahnya, tidak satu pun unsur pemerintah ditetapkan tersangka dan mentok pada HA (unsur Swasta).
Terakhir, perkara Tower Transmisi PLN berbiaya Rp2, 251 triliun. Disidik sejak 14 Juli tahun lalu, Februari tidak ada lagi saksi yang diperiksa, minus tersangka.
MANAJEMEN ANTAM
Rabu (30/8), kembali Jajaran Manajemen Antam kembali diperiksa, terdiri IM selaku Finance Manager periode Agustus 2013 – November 2014, Maret 2016 – 31 Desember 2018.
Lalu, H (Finance Manager PT Antam Tbk periode Januari 2018 – Oktober 2018.
IW selaku Finance Manager periode Desember 2018 – November 2019).
DIM (Senior Manager Business Support Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia) periode Februari 2019 – April 2022) dan AP (Finance Manager Periode Desember 2014-Maret 2015).
Kapuspenkum Dr. Ketut Sumedana hanya mengatakan mereka diperiksa dalam rangkaian penyidikan perkara pengelolaan kegiatan usaha komoditi emas, 2010 – 2022.
“Semua upaya tersebut dilakukan guna membuat terang tindak pidana (untuk menemukan tersangka, Red), ” terangnya, Rabu petang.
Tidak diurai dalam penjelasannya, mereka diperiksa terkait ekspor- impor emas atau pemurnian emas atau eksplorasi tambang emas.
PIHAK TERKAIT
Dalam catatan Jakartanews. Id sejak disidik 10 Mei 2023 semua pihak terkait objek penyidikan hampir semua diperiksa.
Mulai, Jajaran Pejabat Kantor Bea dan Cukai (BC) Soetta dari Finari Manan, M. Budi Iswantoro sampai tenaga honorer.
Lalu, 3 Direktur pada Ditjen BC sampai dua kelompok importir emas, seperti PT. Indah Golden Signature (IGS) dan PT. Untung Bersama Sejahtera (UBS).
Hingga penggeledahan kedua importir dimaksud di Jalan Genteng dan Jalan Tambaksari, Surabaya serta pemeriksaan Pejabat Dinas Penanaman Modal Jatim dan Kantor Pelayanan Pelayanan Pajak Gubeng. (ahi)