JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Masjid Baiturahim Angkasa di Jalan Mokmer, RW 07 Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat, menerima kunjungan dari pengurus Masjid Jogokariyan Yogyakarta untuk berbagi ilmu tentang memakmurkan masjid. Rombongan tamu yang dipimpin Sekretaris Umum Takmir Ustadz Haidar Muh. Tilmitsani pada acara Kajian Subuh itu memberikan pembekalan tentang Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Masjid.
Kedatangan Ustadz Haidar dan rombongan pada Subuh tadi disambut pengurus masjid antara lain Ketua Pembina Yayasan Sagito, Ketua Yayasan Nurhamidi, Ketua DKM Iim Rusyamsi, para jamaah maupun warga Komplek Angkasa Pura dan sekitarnya. Kedatangan Haidar merupakan kunjungan balasan kepada gerakan sosial OK-OCE yang sebelumnya menggelar safari pembinaan bertajuk Pengembangan Ekonomi Syariah Berkelanjutan Bagi UMKM Berbasis Masjid. Disebut sebagai kunjungan balasan karena kebetulan Iim Rusyamsi adalah juga Ketua OK-OCE Indonesia, program pembinaan UMKM besutan Sandiaga Uno.
Ustadz Haidar menyampaikan bahwa pengurus Masjid Jogokariyan punya prinsip bahwa masjid bukan cuma untuk salat tapi juga mensejahterakan umat. “Jadi, selain mengurus ibadah, kami juga mengelola dana amal secara transparan untuk membantu warga miskin juga memberdayakan UMKM bagi jamaah dan lingkungan sekitar. Dari masjid kita bangkit,” kata Haidar di hadapan para pengurus dan jamaah Masjid Baiturahim Angkasa di Jalan Mokmer, Komplek Angkasa Pura, Jakarta Pusat, Minggu (3/9). Pengurus selalu berupaya menyalurkan seluruh dana yang masuk kas masjid untuk kesejahteraan umat tanpa berniat menyimpan di kas.
Pemberdayaan UMKM mulai serius sejak tahun 1999 dan kini memiliki 106 UMKM binaan yang bergerak di berbagai usaha seperti makanan, minuman, pakaian, kerajinan tangan, kopiah batik tematik Jogokariyan, dan lainnya. Berkat kepercayaan dermawan menitipkan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dikelola dengan baik, maka amal mencapai miliaran rupiah. Padahal, pengurus masjid selalu berupaya menyalurkan seluruh dana untuk syiar dan kesejahteraan umat, namun dana masuk makin banyak. Bahkan Yayasan Masjid Jogokariyan kini punya hotel yang dikelola secara syariah.
Haidar menambahkan bahwa pengurus masjid itu harus punya semangat seperti mengurus perusahaan. “Kalau mengurus masjid cuma sekadar mengisi waktu, hasilnya tak maksimal,” ujar Haidar sambil menambahkan pengurus Masjid Jogokariyan ada yang digaji maupun tidak diwajibkan, tapi semua punya semangat tinggi memakmurkan masjid sesuai ajaran Rasulullah. Para UMKM binaan diberi kesempatan untuk berdagang dengan tertib. Dagangan relatif laris karena harga standar dan tiap hari jumlah jamaah yang datang mencapai ribuan orang.
Setiap bulan puasa, Pasar Sore menjadi salah satu ikon Masjid Jogokariyan. “Tiap sore terdapat ratusan pedagang binaan yang menjual berbagai produk, termasuk takjil. Adapun pengurus masjid tiap hari juga menyediakan takjil gratis sebanyak 3 ribu bungkus,” jelas Haidar. Keberadaan Masjid Jogokariyan yang berada di tengah kampung Jogokariyan kini juga menjadi destinasi wisata religi dan mampu menghidupkan ekonomi kerakyatan bagi warga sekitarnya.
Ketua DKM Baiturahim Iim Rusyamsi menyampaikan terima kasih kepada pengurus Masjid Jogokariyan yang bersedia hadir untuk berbagi ilmu mengelola tempat ibadah untuk kepentingan dunia akhirat. “Insya Allah ilmu yang diberikan Ustadz Haidar bermanfaat bagi pengurus maupun jamaah Masjid Baiturahim,” kata Iim yang kemudian bersama pengurus Masjid Jogokariyan melanjutkan pembinaan UMKM masjid di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (Joko)