Karhutla Gunung Arjuno Meluas, Inilah Penyebabnya

JAKARTANEWS.ID – SURABAYA: Kebakaran hutan di lereng Gunung Arjuno meluas hingga 1.200 hektare pada Sabtu 29 Agustus 2023.

Anggota DPRD Jawa Timur Siadi mengatakan untuk memadamkan kebakaran hutan tersebut perlu dilakukan menggunakan teknik water bombing. “Ini karena api yang merembet ke wilayah Kabupaten Pasuruan tersebut hingga sore hari ini tercatat telah meluas hingga 1.200 ha dan terpantau belum bisa dipadamkan seutuhnya,” jelasnya,Minggu (3/9/2023).

Politisi Golkar ini menjelaskan memang untuk karhutla (kebakaran hutan dan lahan) cukup genting dan patut disikapi dengan sigap untuk penanganannya di gunung Arjuno. Terutama karena cuaca yang memang tengah dilanda elnino yang bahkan menyebabkan dalam 10 hari belakangan tidak turun hujan di area hutan Gunung Arjuno.

“Sehingga menyebabkan kondisi karhutla semakin parah,” jelasnya.

Selama masih ada kebakaran, sambung Siadi,perlu ada diberlakukan tanggap darurat untuk wilayah yang saat ini terdampak dari karhutla tersebut.

“Secara kebetulan dua kabupaten yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan masuk area Gunung Arjuno yang terbakar sehingga sudah saatnya di dua daerah tersebut diberlakukan tanggap darurat karhutla,” tuturnya.

Soal penyebab adanya perburuan liar, Siadimendesak pihak kepolisian untuk mengejar pelakunya dan untuk memprosesnya secara hukum.

“Tangkap dan adili sesuai dengan proses hukum yang berlaku,”jelasnya.
Sebelumnya, gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan tidak hanya faktor alam, berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian dan juga laporan yang dihimpun Dinas Kehutanan Jatim, disinyalir penyebab karhutla di lereng Arjuno ini salah satunya adalah perburuan liar.

Pasalnya pelaku yang kini sedang diburu diduga sengaja melakukan pembakaran semak-semak hutan untuk memicu gerakan dari satwa yang diburu dan memudahkan aktivitas pemburuan satwa.
Sekedar diketahui, lahan di wilayah Gunung Arjuno sisi Kabupaten Malang terbakar sejak Sabtu dini hari (26/8/2023). Titik api dilaporkan muncul pertama kali di Curah Sriti, Bukit Lincing, hingga Bukit Budug Asu, yang masuk Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Kebakaran ini mengancam ekosistem dan keanekaragaman hayati yang ada di kawasan tersebut. Akibat dari kebakaran hutan dan lahan di kawasan pegunungan ini, pihak pengelola Tahura Raden Soerjo telah mengambil langkah tegas dengan menutup sementara pendakian ke Gunung Arjuno di Jatim.

Keputusan ini diambil demi keselamatan pendaki dan memberi ruang bagi upaya pemadaman yang masih berlangsung. Pihak kepolisian bersama dengan tim pemadam kebakaran dan relawan terus berupaya melakukan pemadaman di sekitar lokasi kebakaran.
Langkah ini bertujuan guna meminimalisir dampak yang lebih besar. Masyarakat setempat juga diminta untuk tetap waspada dan mendukung upaya pemadaman yang tengah berlangsung. Penyiraman udara ini sendiri telah dilakukan di area kawasan Tahura, termasuk Desa Cendono, Kabupaten Pasuruan, dan Desa Toyomarto, Kabupaten Malang, yang mencakup tiga hotspot di wilayah Singosari Kabupaten Malang dan Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan.
Pemadaman secara manual terus dilakukan tim gabungan dari personel Tahura R Soerjo yang bekerja sama dengan masyarakat Peduli Api (MPA), relawan, masyarakat sekitar kawasan hutan dan didukung oleh BPBD Provinsi Jatim, BPBD Kabupaten Pasuruan, BPBD Kabupaten Malang, serta TNI dan Polri.(yudhie)

Tinggalkan Balasan