JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Sekolah Tinggi Teologia Bethel Indonesia (STTBI) menggelar wisuda Sebanyak 220 orang diWisuda XXXVII STTBI, di Main Hall GBI House Of Blessing, Puri Indah, Jakarta Barat, Rabu (6/9/2023).
Wisuda digelar secara onsite dan online, yang dikukuhkan langsungn oleh Ketua STTBI Pdt. Dr. Frans Pantan.,S.TH.,M.Th. Sebanyak 220 orang wisudawan terdiri dari 79 orang meraih gelarn sarjana Teologia (S.Th), 32 orang (S.PAK), 47 orang (M.Th), 17 orang (M.PAK), 23 orang (M.PK), 7 orang (M.Div), dan 7 orang (D.Th).
Hadir Ketua Sinode GBI Pdt. Dr.Rubin Adi Abraham, Gembala Sidang GBI Glow Pdt. Gilbert Lumoindong.,M.Th, Direktur Pendidikan Teologia Kristen Kementerian Agama Kristen Drs. Sudirman Manihuruk, Ketua Yayasan Bethel Indonesia Pdt. Dr.Ir. Y. Wiryohadi, Ketua Seminari Bethel Pdt. Kiki Rusmin Sadrach.,M.Th, dan Ketua Senat STTBI Jakarta Pdt. Dr. Gede Widiada.
Direktur Pendidikan Teologia Kristen Kementerian Agama Kristen Drs. Sudirman Maniuruk mengatakan, ketidak hadiran Dirjen Bimas Kristen Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th.,M.Pd karena mendampingi Menteri Agama dalam kunjungan daerah.
Maniuruk mengemukakan, pendidikan teologia sangat dibutuhkan dalam pengembangan spitual jemaat Kristen. Di tengah berkembangnya Artificial Intelligence (AI) era digital tidak bisa AI menggantikan manusia.
“Manusia punya hati, itu yang tidak dimiliki mesin digital seperti AI. Peluang sarjana teologia tidak bisa digantikan dengan mesin dalam pelayanan sesama manusia.
Sementara Ketua Panitia, Dr. Ferdinand Edu mengatakan, wisuda di STTBI bukanlah akhir dari perjuangan, akan tetapin tugas panggilan harus dipenuhi dengan kepastian keilmuwan yang telah ditempuh para peraih gelar sarjana.
“Dalam mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki, para wisudawan/i harus mejaga kerendahan hati, kejujuran dan moral yang baik sebagai hamba-hamba Tuhan,”ujar Ferdinad.
Seusai digelar wisuda, Pdt. Gilbert Lumoindong.,M.Th didapuk tampil dalam doa pengutusan. Sebelum berdoa, Gilbert ingatkan agar para wisudawan/im tetap rendah hati, tingkatkan kekompakan, dan andalkan Tuhan dalam medan pelayanan.
para pembawa bendera pataka dan bendera merah putih menarik perhatian para pengunjung. Pasalnya, para wanita pembawa bendera pataka itu mengenakan baju daerah. Dengan diiringi lagu Himne sembari Ketua STTBI dan para guru besar dan dosen berjalan beriringan ke meja podium. (Ralian)