JAKARTANEWS.ID -MALANG: Persoalan stunting dan kemiskinan masih menjadi momok permasalahan di Jatim. Pasalnya dua hal tersebut di Jatim masih tinggi.
Anggota Komisi E DPRD Jatim ini mengatakan permasalahan stunting masih cukup besar di Jatim, bila dihubungkan dengan target yang telah di tetapkan Presiden melalui Perpres no 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Dimana dalam Perpres itu,menurut politisi Golkar ini mengamanatkan target pemgurangam Stuting secara nasional mencapai 14 persen di tahun 2024, guna mencapai target tujuan pembangunan
berkelanjutan pada tahun 2O3O.
“Angka stunting kita masih di kisaran 19 persen. Padahal target Presiden harus turun maksimal mencapai 14 persen. Sehinga kita masih ada kelebihan 5 persen. Ini harus didorong agar persoalan ini bisa menjadi priorotas,” ujar dia,Rabu 13september 2023.
Kata Kodrat juga belum lagi persoalan Kemiskinan ekstrem yang juga harus di lakukan penurunkan jumlahnya di Jatim. Ini juga perlu konsentrasi penuh Pemprov Jatim untuk mengatasinya.
Dijelaskan politisi yang akan maju lagi sebagai anggota DPRD Jatim dari Daerah Pemilihan (Dapil) sama, Lamongan-Gresik, tidak hanya stunting dan kemiskinan ekstrem yang menjadi pekerjaan rumah untuk Jatim.
Menurutnya ada lima pekerjaan rumah yang harus di selesaikan oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa sebelum mengakhiri masa jabatannya. Yakni stunting, kemiskinan, pernikahan anak dibawah umur dan pengangguran terbuka.
“Ini yang harus diselesaikan minimal di kurangi pada tahun 2023 ini prosentasenya. Sehingga ini bisa menjadi akhir manis Gubernur Khofifah dalam mengakhiri masa jabatannya. Meski belum bisa menurunkan secara maksimal,” tegasnya.
“Karenanya di PAPBD 2023 ini prioritas untuk menurunkan persoalan Jatim ini harus menjadi prioritas,” lanjutnya.
Pihanya kata politisi senior Partai Golkar Jatim ini meminta pula agar Bappeda Jatim juga bisa menjadi orkestra dalam memadukan program yang ada.
“Bappeda harus bisa menjadi dirigen orkestra yang handal didalam memadukan program-program yang terkait permasalahan Jatim itu yang ada di OPD-OPD. Dengan menjadi dirigen yang baik, maka akan indah orkestra ini dan target penurunan persoalan Jatim, khususnya stunting dan kemiskinan ekstrem bisa terwujud,” tutup Kodrat. (Yudhie)