JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membenarkan pria berinisial RT yang menganiaya perempuan di Surabaya hingga tewas adalah anak dari anggota Fraksi PKB DPR RI bernama Edward Tannur.
Ketua F-PKB di DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan sudah mengonfirmasi kepada Edward Tannur.
“Kami telah mengonfirmasi kepada anggota F-PKB DPR RI atas nama Edward Tannur dan beliau membenarkan jika R adalah putranya,” kata Cucun lewat keterangan tertulis, Jumat (6/10/2023).
Cucun mengatakan, PKB turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas dugaan kekerasan yang dilakukan oleh RT yang menyebabkan korban atas nama DSA meninggal dunia.
“PKB mengutuk keras tindakan pelaku karena melakukan tindakan kekerasan hingga membuat korban meninggal dunia,” kata Cucun.
Bagi Fraksi PKB, kata Cucun, tindakan kekerasan terhadap sesama sama sekali tidak dibenarkan.
“Apalagi ini kepada seorang perempuan,” ujar Anggota Komisi III DPR RI ini.
Cucun mengklaim, PKB akan selalu berada di garda depan terhadap perlawanan tindak kekerasan kepada perempuan baik di ranah publik maupun domestik.
“Kami akan mengawal kasus kekerasan yang berujung pada tewasnya Dini Sera Apriyanti sehingga korban maupun keluarganya mendapatkan keadilan baik secara hukum formil maupun materiil,” tegas Cucun.
Cucun juga menyebut Edward Tannur bersedia mengawal kasus ini meskipun putra sendiri.
“Dari komunikasi kami, Edward Tannur menyatakan siap mengawal kasus ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” ucap Cucun.
Sebelumnya seorang perempuan di Surabaya berinisial DSA (29) diduga tewas usai dianiaya kekasihnya RT, yang merupakan anak anggota DPR RI. Penganiayaan itu terjadi di sebuah klub malam di Jalan Mayjen Jonosewojo, Surabaya.
“Kami merasa ada tindakan upaya penganiayaan terhadap perempuan. Dan ini dilakukan oleh seorang anak dari salah satu pejabat di DPR RI,” kata kata kuasa hukum keluarga korban Dimas Yemahura saat dihubungi, Kamis (5/10/2023).
Dimas menjelaskan DSA pergi dengan RT ke klub malam itu pada Selasa malam (3/10/2023).
Menurut Dimas, RT dan DSA berselisih saat berada di klub malam.
Menurut keterangan yang didapat, aku Dimas, RT melakukan kekerasan kepada DSA hingga tak sadarkan diri. Saat DSA tergeletak dalam keadaan tak sadar diri di area basement, RT merekam DSA sambil tertawa dan mengklaim tak tahu apa yang terjadi.
“Saudara RT malah melakukan video Mbak DSA yang tergeletak di halaman basement dan mengatakan dia enggak tahu kenapa dia tergeletak. Dan saudara RT ini masih menertawakan korban, padahal korban sudah tergeletak,” kata Dimas.
Dimas mengungkapkan, RT ditegur petugas dan memasukkan DSA ke bagasi belakang mobil. Dirinya membawa DSA ke apartemennya yang tak jauh dari sana di Jalan Puncak Indah Lontar.
“Mbak DSA ini dimasukkan ke bagasi mobil belakang. Mereka ini pergi ke apartemen. Sesampainya, sekitar pukul 02.00 WIB pagi, Rabu (4/10), si DSA sudah tidak ada napas,” tutup Dimas. (Daniel)