JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Kabar duka tengah menyelimuti PDI Perjuangan DKI Jakarta yang mana dalam kurun waktu lima hari terakhir, kehilangan dua kader terbaiknya.
yang sama-sama duduk di kursi DPRD DKI Jakarta. Ketua Fraksi Gembong Warsono meninggal dunia di RSPP Kebayoran Lama pada Sabtu dinihari, menyusul kepergian Steven Setiabudi Musa pada Senin sebelumnya.
Penyebab kematian politisi asal Wonogiri, Jawa Tengah yakni Gembong Warsono yang berusia 60 tahun ini diperkirakan akibat serangan jantung mendadak. Adapun kepergian Steven, politisi yang punya latar belakang sebagai wartawan tersebut, dikarenakan sakit kelenjar getah bening yang diberitakan sejak sekitar dua tahun terakhir.
Gembong pergi menghadap ke Rahmatullah meninggalkan seorang istri Asih Purwanti dan empat anak. Rencananya, jenazah akan dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan dan diberangkatkan dari rumah duka di Jl Peninggaran Timur I/39 RT 007 RW 09, Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan usai Salat Dhuhur.
Legislator Komisi A menghembuskan napas terakhir pada Sabtu pukul 01.30 setelah beberapa jam menjalani perawatan di RSPP Pertamina. Putra dari Gembong Warsono, Owi mengatakan, Sang Ayah wafat setelah sempat mendapatkan perawatan medis. “Saya atas nama keluarga, mohon dimaafkan atas segala kesalahan dan diikhlaskan apabila Papa ada kesalahan. Mohon doa yang terbaik untuk alamarhum Papa,” ujarnya sambil menambahkan berdasar keputusan keluarga, Gembong akan dimakamkan bakda Dhuhur di TPU Karet.
Sementara itu, Legislator Komisi B, Gilbert Simanjuntak mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Gembong Warsono. “Beliau adalah pribadi yang baik dan banyak memberikan keteladanan. Saya dan beliau sama-sama dari PDI Perjuangan, kebetulan saya di Badiklat. Pak Gembong 100 persen mendukung saya dalam melaksanakan tugas dan lainnya,” ungkapnya.
Gilbert menuturkan, Gembong adalah sosok yang sederhana dan menjadi kawan diskusi yang baik meski dengan posisinya sebagai pemimpin. “Kalau ada di posisi beliau itu biasa mendikte, tapi Pak Gembong tidak. Beliau adalah pendengar dan pencari solusi yang baik. Fraksi kami juga jadi lebih hidup dan berwarna,” ucapnya. Ada satu nasihat dari Gembong Warsono yang selaku diingatnya. “Nasihat dari filosofi Jawa yakni, Ojo Gege Mongso yang artinya jangan terburu-buru dalam bertindak,” sambungnya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta H. Rasyidi menambahkan diduga almarhum kelelahan setelah mengikuti rapat pembahasan RAPBD DKI 2024 secara maraton di Grand Cempaka Resort, Puncak, Kabupaten Bogor. “Beliau tidak sakit, cuma semalam informasinya badannya dingin dan sedikit kejang,” jelas Rasyidi.
Menurut Rasyidi, jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Peninggaran Timur I/39 RT 007 RW 09, Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Gembong Warsono lahir pada 8 Juni 1963. Gembong menikah dengan Asih Purwanti dan memiliki empat anak. Gembong banyak menduduki posisi penting seperti, Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Selatan (2010-2015), Wakil Sekretaris Bidang Internal DPD DKI Jakarta (2005-2010), Sekretaris DPC PDI Perjuangan Jakarta Selatan (2000-2005), dan Dewan Kota Jakarta Selatan (2003-2008). Selamat jalan Gembong Warsono.
Kepergian Gembong semakin menambah duka bagi PDI Perjuangan DKI Jakarta. Pada Senin (9/10) lalu, anggota DPRD DKI dari Partai berlambang kepala banteng yakni Steven Setiabudhi Musa juga telah meninggal dunia pada usia 55 tahun. Politisi yang juga mantan wartawan Suara Pembaruan tersebut meninggal akibat penyakit kelenjar getah bening yang menggerogoti tubuhnya sejak sekitar dua tahun lalu. (Joko)