JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Kasus stroke masih menjadi salah satu angka tertinggi penyebab kematian di Indonesia. Selama setahun terakhir secara nasional tercatat 2.941 kasus dan itu artinya kalau dirata-rata setiap hari antara delapan sampai 10 nyawa melayang akibat serangan stroke.
Hal itu diungkapkan Ketua Pusat Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Mayjen TNI (Purn) DR dr Tugas Ratmono dalam keterangan pers pada perayaan Jambore Stroke II yang digelar hibrid di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/10). Ia mengajak warga untuk melakukan pencegahan secara dini terhadap serangan penyakit mematikan, salah satunya dengan menjalani hidup penuh gembira.
Puncak perayaan Jambore Stroke yang berlangsung dari pagi sampai Minggu malam dihadiri para praktisi dan pemerhati stroke, serta para penyintas dari berbagai daerah. Para komunitas penyintas stroke dan relawan melakukan kegiatan kumpul bareng diikuti dengan senam pagi serta menikmati hiburan. “Tujuan digelarnya acara ini antara lain mengingatkan kepada semuanya bahwa stroke bukan cuma masalah pribadi atau keluarga, tapi sudah menjadi masalah nasional dan global,” kata Tugas didampingi mantan Ketua Pusat Yastroki Prof DR dr Teguh Ranakusuma, dan sejumlah pengurus lainnya.
“Yastroki mendukung pemerintah melakukan pencegahan dan penanganan stroke. Kami dibantu sejumlah sponsor dan klub stroke menyiapkan program bantuan 1.000 kursi roda yang akan disiagakan bagi para penyintas yang tengah berada di fasilitas umum. Selain itu, kami terus memperbanyak pelatihan terhadap relawan stroke helper yang bertugas membantu masyarakat dari rumah ke rumah,” kata Tugas sambil menambahkan sesuai jadwal pada malam perayaan Jambore Stroko II dihadiri Menteri Kesehatan dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Pada kesempatan tersebut, Tugas juga telah mengukuhkan puluhan pengurus Yastroki Cabang Kota/Kabupaten yang dilakukan secara tatap muka maupun virtual. Sedikitnya terdapat 11 pengurus cabang yang dikukuhkan antara lain Aceh, Bogor, Surakarta, Manado, Batam, Makassar, Banten, Bandung, Bekasi, Papua, dan Tasikmalaya. “Kami berharap pemerintah selaku pelaksana regulasi dan pengelola anggaran dapat membantu Yayasan untuk penanganan stroke dari hulu sampai ke hilir,” kata Tugas.
Jambore Stroke II yang digelar di Lapangan Banteng didukung sejumlah sponsor dari pemerintah, BUMN, rumah sakit, pabrik obat, dan lainnya. Salah satu pendukungnya adalah komunitas Jakarta Weltevreden yang didirikan dan diketuai H. Toto Irianto. “Kami mendukung kegiatan Jambore Stroke karena sangat bermanfaat bagi masyarakat agar mereka lebih tahu tentang pencegahan dan penanganan terhadap penyintas,” kata Toto.
Ia menjelaskan soal organisasi yang didirikan bertepatan dengan HUT Kota Jakarta pada tanggal 22 Juni 2023. “Komunitas Weltevreden mendukung Jakarta sebagai Kota Wisata setelah tidak lagi jadi Ibukota Negara pada tahun 2014. Selain punya Kota Tua, Jakarta juga punya kawasan weltevreden di kawasan bangunan heritage di Lapangan Banteng, Pasar Baru dan sekitarnya. Kawasan tersebut perlu direvitalisasi untuk menjadi destinasi wisata,” tandas Toto. (Joko)