JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Saya sepakat, kondusivitas pasca pemilu, memang isu yang sangat penting.
Alhamdulillah kita sudah bincang-bincang di dalam, menurut penilaian kami Alhamdulillah cukup kondusif.
Demikian disampaikan Anggota Fraksi Partai Golongan Karya (F-Golkar) DPR RI Hetifah Sjaifudian saat menjadi narasumber Diskusi Dialektika Demokrasi bertema “Jaga Stabilitas Kemanan Nasional Pasca Pilpres” di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Bagi negara yang demokratis seperti Indonesia, menurut Hetifah, situasi yang kondusif menjadi sangat penting.
“Hal ini agar tercipta suasana yang aman pada saat penghitungan suara dan pada saat nanti hasil pemilu diumumkan, hal itu tidak menjadi konflik sosial. Itu sesuatu yang sangat penting bagi stabilitas negara dalam hal ini stabilitas ekonomi,” kata Hetifah.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI ini mengungkapkan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto berpesan kepada seluruh kader partai berlambang beringin itu untuk senantiasa menjaga kedamaian dan stabilitas negara.
Legislator asal Dapil Kaltim ini pun mengimbau semua pihak untuk tetap memberikan kepercayaan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk menyelesaikan proses penghitungan suara.
“Saya mempercayakan proses penghitungan, jika memang ada kejanggalan-kejanggalan tentunya pihak-pihak yang merasa dirugikan, masih diberikan kesempatan untuk menempuh jalur yang sesuai dengan dengan mengemukakan bukti-bukti sah yang dimilikinya,” tukas Hetifah.
Transisi Demokrasi
Sementara itu, Pengamatan Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menyatakan, setiap warga negara menginginkan Pemilu 2024 dapat berlangsung dengan aman, tertib, dan memiliki legitimasi yang kuat.
“Ketika saya keluar rumah tanggal 14 Februari 2024, saya tidak melihat adanya kawat berduri, sampai malam pun, demikian juga tak ada juga tank baja dan alat tempur yang di jalan-jalan Kota Jakarta,” beber Ujang.
Menurut Ujang, hal itu membuktikan para penyelenggara pemilu, masuk pihak keamanan sukses dalam menyelenggarakan pemilu, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.
“Dan itu saya meyakini itu dulu. Hari ini kita bicara soal pasca pemilu, kalau mau mengatakan, dalam konteks kita menjalankan transisi demokrasi, kita belum jadi negara demokrasi tetapi menjalani transisi menuju demokrasi. Mengapa kita butuh konsolidasi demokrasi?,” tanya Ujang.
Ujang menilai, bangsa Indonesia membutuhkan pemerintahan yang kuat, karena Indonesia butuh stabilitas, baik ekonomi, politik, keamanan.
Ujang mengingatkan, apabila stabilitas tidak dijaga oleh para elite politik maka yang terjadi adalah pemerintah yang chaos.
Oleh karena itu, saya melihat, itu penting dan yang harus kita bangun adalah dalam konteks ini adalah sebenarnya, dalam demokrasi itu, bagaimana pemerintahan yang kuat itu dibangun, di saat yang sama membutuhkan proposisi yang kuat dan tangguh,” pungkas Ujang Komarudin. (Daniel)