JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Desainer Migi Rihasalay menjelaskan tentang pembuatan busana hasil karya terbarunya bertemakan ‘Mawar Hitam’. Pasalnya, rancangan gaun tematik yang dipamerkan pada even Indonesia Fashion Week (IFW) 2024 berlangsung sukses sehingga banyak menyedot perhatian dari komunitas pecinta adibusana dan mereka ingin tahu lebih jauh tentang proses produksinya.
Migi menjelaskan kenapa dirinya memilih tema Mawar Hitam? Dasarnya adalah bahwa hampir semua orang di dunia sangat menyukai bunga mawar yang indah bentuknya dan wangi baunya. “Di kehidupan sosial, mawar sudah menjadi simbol untuk mengungkapkan berbagai rasa, mulai dari bahagia hingga sedih. Dari bentuk kebahagiaan, kecintaan, kemeriahan, perpisahan, kesedihan kehilangan, bahkan kematian,” papar Migi yang dikenal sebagai pegiat seni multi talenta.
Menurutnya, mawar hitam merupakan representing of a black rose, di mana maknanya kekuatan, ketangguhan, dan keberanian menyatu di dalamnya. “Mawar hitam bisa juga datang dari seseorang yang tak bisa diungkapkan. Sosok ini merasa hadir tapi hanya dalam gelap dan rahasia. Namun ia tetap menjadi simbol sebagai bunga yang indah, meski warnanya hitam. Di balik ketangguhan dan keberaniannya untuk memilih dan menerima situasi tersebut. Itulah alasan saya mengangkat tema Mawar Hitam,” papar Migi. Adapun kreasi yang terdiri dari 12 gaun tersebut telah ditampilkan pada pembukaan IFW 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, pekan lalu.
Mengenai bahan gaun dipilihnya dari bahan dasar merah kain kodorai dan pewarna kain dengan warna hitam. “Teknik pewarnaan menggunakan airbrush untuk mendapatkan detail gradasi dari bahan dasar dan tetap memiliki touch of black,” papar ibu muda dari satu anak balita. Untuk mawarnya, di setiap kelopak Migi menggunakan kain flanel, organza, dan tafeta. “Ketiga bahan itu dikombinasikan dengan teknik yang rumit dan detil untuk menyusun ribuan kelopak mawar yang berlapis-lapis agar menjadi kesatuan yang indah,” tambahnya.
Migi punya prinsip bahwa kita terlahir di bumi, hidup berpijak di bumi, apa yang kita makan dan yang kita sentuh tidak jauh dari alam. “Hati saya sangat menyatu dengan alam, maka hampir semua karya saya selalu mengeksploitasi hasil alam, termasuk mawar,” papar Migi yang mana pada berbagai aktivitasnya didukung penuh suami bule asal Australia, Andrew James. Ia sangat mengagumi keindahan alam seperti pelangi, senja, semi, daun, oasis, dan mawar hitam sehingga membuat Migi mudah mengungkapkan perasaan.
“Saya sangat menyukai mawar, sehingga menjadi inspirasi untuk direalisasikan ke dunia fashion,” tutup Migi yang juga mencintai seni lukis di berbagai media seperti kanvas, botol, kaca, dan lainnya. Dia bersama suami secara rutin menggelar pelatihan lukis gratis bagi anak-anak di pesanggrahannya Kampung Joglo di pesisir pantai Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten. (Joko)