JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Menyusul kejadian semburan uap panas feronikel yang mencederai dua orang pekerja di industri smelter PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (13/6/2024) Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menagih janji pemerintah mengumumkan hasil audit komprehensif smelter di perusahaan tersebut.
Mulyanto menilai hasil audit PT. ITSS atas kecelakaan sebelumnya yaitu ledakan smelter yang menyebabkan lebih dari 35 orang luka dan menewaskan 21 orang pekerja, Minggu (24/12/2023) menjadi penting untuk menimbang kelayakan operasional smelter tersebut.
“Sampai hari ini tidak begitu jelas apakah audit komprehensif itu sudah dilaksanakan atau belum,” kata Mulyanto, Rabu (19/6/2024).
“Dalam RDP Komisi VII DPR RI dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Selasa (19/3/2024), pemerintah tidak memberi kejelasan terkait audit komprehensif smelter PT. ITSS tersebut,” lanjut Wakil Ketua F-PKS bidang Industri dan Pembangunan ini.
Karena itu Mulyanto mendesak pemerintah segera mengumumkan secara terbuka hasil audit komprehensif terhadap industri smelter ini sehingga publik menjadi paham bahwa industri smelter tersebut memang benar-benar layak untuk menjalankan operasional industri dan aman bagi pekerja dan masyarakat.
Mulyanto menilai, pemerintah punya kewajiban untuk memastikan dan melindungi keamanan dan keselamatan pekerja dan masyarakat terhadap industri smelter asing ini.
Mulyanto mengingatkan pemerintah jangan membiarkan warga masyarakatnya menjadi korban uji coba kelayakan peralatan kerja perusahaan asing.
“Jangan sampai demi pertimbangan politik investasi, soal keselamatan pekerja dan masyarakat dinomorduakan,” tegas Anggota Baleg DPR RI ini.
Menurut Mulyanto, Indonesia memang membutuhkan investasi pada industri smelter nikel ini, namun bukan industri yang abal-abal yang menjadi mesin pembunuh para pekerja dalam negeri.
“Yang kita butuhkan adalah investasi yang berkualitas dengan nilai tambah tinggi, sehingga investasi tersebut benar-benar bermanfaat bagi kita semua. Bukan hanya sekedar menguntungkan segelintir orang,” tandas Mulyanto. (Daniel)