JAKARTANEWS.ID – JAKARTA: Komisi A DPRD DKI Jakarta mendesak Pemprov DKI untuk memenuhi kebutuhan kamera Closed Circuit Television (CCTV) di seluruh wilayah Ibukota. Penambahan ribuan unit CCTV tersebut bertujuan untuk mengurangi kawasan rawan kriminalitas, kecelakaan lalu lintas, maupun informasi kepada masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono menjelang acara Sidang Paripurna tentang HUT Ke-497 Kota Jakarta fi gedung Dewan. “Penambahan kamera pengawas hingga batas ideal di Jakarta merupakan aspirasi masyarakat yang ditampung para legislator saat melaksanakan reses di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing,” kata Mujiyono, Sabtu (22/6).
Mujiyono menambahkan bahwa Dewan sering kali dapat masukan reses soal kebutuhan CCTV terutama di permukiman-permukiman padat penduduk yang potensi konfliknya tinggi. “Kalau dihitung kebutuhan totalnya mencapai puluhan ribu unit CCTV,” jelas Mujiyono didampingi sejumlah Anggota Komisi A.
Anggota Komisi A lainnya, Siegvrieda mengaku dia juga sering menerima aduan terjadi kecelakaan yang tidak terekam CCTV. “Sehingga aparat penegak hukum sering kali kesulitan mendapatkan kronologis peristiwa kecelakaan yang terekam CCTV. “Ada beberapa kasus kecelakaan tetapi CCTV tidak ada, sehingga pada saat di kepolisian biasanya saat masuk rumah sakit kan harus lapor dulu ke kepolisian, lapor kecelakaan tapi tidak ada CCTV,” ujarnya.
Begitu juga Agustina Hermanto alias Tina Toon, angota lain, mengatakan, kawasan rawan maling motor dan spion perlu segera dipasang CCTV. Sebab banyak keluhan warga sekitar yang kehilangan kendaraan pribadi. “Di reses saya sering minta pengadaan CCTV tapi banyak yang tidak terakomodir,” ujar politisi yang berlatar belakang penyanyi.
Asisten Pemerintahan Pemprov DKI Jakarta Sigit Wijanarko menjelaskan, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan pada 2017, kebutuhan ideal CCTV di DKI Jakarta mencapai 70 ribu titik. Namun hingga pertengahan tahun 2024, pengadaan oleh Pemprov DKI Jakarta baru terealisasi di 747 titik. “Penyebarannya di Jakarta Pusat sebanyak 180 titik, Jakarta Barat 160 titik, Jakarta Utara 75 titik, Jakarta Timur 160 titik, dan Jakarta Selatan sebanyak 172 titik,” tandasnya. (Joko)