Deprecated: Creation of dynamic property WpBerita_Breadcrumbs::$settings is deprecated in /home2/jakartane/public_html/wp-content/themes/wpberita/inc/class-wpberita-breadcrumbs.php on line 26

Mahasiswa Dukung Muhammad Yunus Jabat PM Bangladesh, Setelah Sheikh Hasina Kabur

DHAKA: Setelah  PM Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri dari negara ini, mahasiswa yang melakukan protes menginginkan kekosongan pemimpin diduduki Muhammad Yunus.

Ia dikenal sebagai “bankir untuk orang miskin” melalui Grameen Bank yang berhasil memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2006. Penghargaan ini diberikan kepada Yunus dan Grameen Bank lantaran telah membantu mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan.

Menurut juru bicaranya, saat ini, Yunus berada di Paris untuk menjalani prosedur medis kecil. Selain itu, juru bicaranya juga menyampaikan, Yunus telah menyetujui permintaan para mahasiswa yang memimpin kampanye menentang Sheikh Hasina untuk menjadi penasihat utama pemerintah sementara.

“Keputusan membentuk pemerintahan sementara dengan Muhammad Yunus sebagai pemimpinnya diambil dalam sebuah pertemuan Presiden Mohammed Shahabuddin, para pemimpin militer, dan para pemimpin kelompok mahasiswa pedemo,” kata juru bicara pers Kantor Kepresidenan Bangladesh pada Selasa, 6 Agustus 2024 malam waktu setempat.

Profil Muhammad Yunus

Muhammad Yunus lahir pada 28 Juni 1940 di Chittagong, Bangladesh. Ia adalah ekonom Bangladesh dan pendiri Grameen Bank, sebuah lembaga yang menyediakan kredit mikro (pinjaman kecil untuk orang miskin tanpa agunan).

Ia mendirikan lembaga ini dengan tujuan untuk membantu klien membangun kelayakan kredit dan kemandirian finansial.

Mengacu Britannica, pada 1961-1965, Yunus mengajar ekonomi di Universitas Chittagong. Bangladesh. Setelah itu, ia memenangkan beasiswa Fulbright. Dengan beasiswa ini, ia belajar meraih gelar Ph. D dan mengajar di Universitas Vanderbilt, Amerika Serikat pada 1965-1972. Lalu, pada 1972, ia kembali ke Universitas Chittagong sebagai kepala departemen ekonomi.

Pada 1974, Yunus mulai mempelajari aspek ekonomi kemiskinan ketika kelaparan melanda Bangladesh. Kemudian, pada 1976, ia memulai program pinjaman mikro sebagai sistem kredit untuk memenuhi kebutuhan orang miskin di Bangladesh. Barulah, pada 1983, pemerintah Bangladesh menjadikan proyek Grameen Bank sebagai bank independen.

Seiring dengan kesuksesannya, pada Februari 2007, Yunus mulai memasuki arena politik Bangladesh dengan membentuk partai politik, Nagorik Shakti. Ia juga mengumumkan niatnya mengikuti pemilihan umum mendatang.

Bahkan, ia berjanji gerakannya akan berupaya memulihkan pemerintahan yang baik dan memberantas korupsi. Namun, pada Mei 2007, ia menghentikan upaya mendirikan partai tersebut karena kurangnya dukungan.

Tiga tahun setelah kegagalan dalam dunia politik, Yunus dan Grameen Bank menjadi sorotan melalui film dokumenter Caught in Micro Debt. Film tersebut menuduh Yunus dan Grameen Bank menyalahgunakan dana yang disumbangkan Norwegia. Meskipun keduanya dibebaskan oleh pejabat Norwegia, tetapi pemerintah Bangladesh memulai penyelidikan.

Lalu, pada 2011, Grameen Bank memberhentikan Yunus yang berusia 73 tahun sebagai direktur pelaksana karena melebihi usia pensiun 60 tahun. Yunus pun segera mengajukan gugatan hukum, tetapi pengadilan Bangladesh menguatkan pemecatannya.

Muhammad Yunus juga pernah menulis beberapa buku, yaitu Building Social Business: The New Kind of Capitalism That Serves Humanity’s Most Pressing Needs (2010) dan A World of Three Zeroes: The New Economics of Zero Poverty, Zero Unemployment, and Zero Net Carbon Emissions (2017).

Selain Nobel, ia juga meraih penghargaan lain, seperti Penghargaan Pangan Dunia (1994), Medali Kebebasan Presiden AS (2009), dan Penghargaan Kemanusiaan Raja Hussein (2000). (Amin)

Tinggalkan Balasan