MOSKOW: Badan intelijen AS, CIA sudah pernah meminta agar operasi sabotase peledakan pipa Nord Stream di Laut Baltik dihentikan, tetapi permintaan itu diabaikan yang diungkapkan dalam pemberitaan media Amerika Serikat, The Wall Street Journal (WSJ).
WSJ melaporkan bahwa mantan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Valerii Zaluzhnyi mengabaikan perintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menghentikan operasi peledakan pipa Nord Stream, setelah pemimpin Ukraina itu diminta untuk menghentikan operasi tersebut oleh CIA, pada Kamis (15/8/2024).
Setelah CIA meminta Kyiev menghentikan operasi tersebut, Zelensky memberikan perintah serupa kepada Zaluzhnyi, tetapi Zaluzhnyi mengabaikannya, dan tim yang dibentuk Zaluzhnyi mengubah rencana awal, kata laporan itu.
Rencana untuk meledakkan Nord Stream awalnya disetujui oleh Zelensky dalam beberapa hari, serta semua perintah mengenai operasi tersebut diberikan secara lisan agar tidak meninggalkan bukti apa pun, menurut surat kabar tersebut.
Empat pejabat senior pertahanan dan keamanan Ukraina yang mengambil bagian dalam sabotase atau memiliki akses langsung terhadap informasi mengenai operasi ini, mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Kyiev menganggap jaringan pipa gas sebagai target serangan yang sah.
Ledakan di dua jaringan pipa ekspor gas Rusia ke Eropa, Nord Stream dan Nord Stream 2, terjadi pada 26 September 2022.
Jerman, Denmark, dan Swedia tidak mengesampingkan adanya sabotase yang ditargetkan. Nord Stream AG, operator Nord Stream, melaporkan bahwa kerusakan pada jaringan pipa belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak mungkin memperkirakan jangka waktu perbaikan.
Kantor Kejaksaan Agung Rusia telah membuka penyelidikan atas tindakan terorisme internasional. (Amin)