Beratkan Siswa, Usulan Sri Mulyani Agar Anak SD Belajar Saham Disebut Tak Masuk Akal

SURABAYA- Usulan menteri keuangan Sri Mulyani agar anak SD diberikan pendidikan dasar tentang saham disebut usulan ngawur. Pasalnya hal tersebut bisa memberatkan siswa itu sendiri.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan keinginannya agar pembelajaran mengenai jual-beli saham diajarkan sejak SD. Ia mengajak Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pihak terkait mengupayakan agar pembelajaran soal saham masuk kurikulum.

banner 728x90

Sri Mulyani bercerita ia sendiri mulai diajari tentang Bursa Efek Indonesia dan memahami jual-beli saham saat menjadi mahasiswa. Ia berharap, ke depannya siswa sekolah dasar dan menengah dapat belajar lebih dini.

“Sekarang seharusnya ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi, tapi bahkan di tingkat sekolah dasar, sehingga mereka jadi lebih familiar dengan bursa efek, dan ini hanya bisa dilakukan kalau kita juga bersama-sama nanti masuk ke kurikulum; bagaimana cara penyampaiannya, dan bagaimana mereka merasa terbiasa dengan transaksi,” kata Sri Mulyani.

Anggota komisi E DPRD Jawa Timur Zeiniye mengatakan usulan dari menteri keuangan Sri Mulyani agar anak sekolah dasar diberikan pendidikan dini soal pembelajaran saham dan pasar modal tentunya akan memberatkan siswa itu sendiri.

“Wah sangat berat sekali bagi anak sd dan tak masuk akal,” jelas politisi PPP ini, Minggu (5/1/2025).

Wanita asal Situbondo ini mengatakan dirinya kurang sepakat jika usulan tersebut direalisasikan. ” Anak SD itu masih usia dasar sehingga tak mungkin ini diberlakukan,”tuturnya.

Sekarang ini, kata dia seharusnya lebih dikuatkan adalah pendidikan karakter dan kecintaan pada NKRI sehingga apapun nanti profesi nya kelak karakter dan jiwa patriotismenya kuat sehingga tidak melakukan hal-hal yang merugikan orang lain,masyarakat dan negara.

Menurut Zeneiye, sekarang ini pembentukan karakter dan jiwa patriotisme sejak dini jadi tantangan berat bagi bangsa ini. “Banyak orang yang memiliki kompetensi keilmuan multi talenta sesuai dengan tuntunan zaman tapi karena tidak punya karakter dan patriotisme justru keilmuan nya merugikan masyarakat dan negara,” tandasnya.(yudhie)

Tinggalkan Balasan