WASHINGTON: Presiden Donald Trump merilis sederet kebijakan baru yang dianggap kontroversial di periode kedua memimpin Amerika Serikat.
Trump resmi menjadi presiden pada 20 Januari. Tak lama setelah itu, dia meneken serangkaian perintah eksekutif (executive order) mencakup hukuman mati dan tindakan keras ke imigran ilegal.
Beberapa hari kemudian, dia menandatangani sejumlah perintah eksekutif yang baru.
Berikut daftar kebijakan kontroversial Trump yang baru di periode kedua pimpin AS:
Tutup USAID hingga pecat staf
Trump menutup United States Agency for International Development (USAID) dan ribuan staf badan ini terancam dipecat.
Sejumlah sumber mengatakan pemerintahan Trump hanya akan mempekerjakan 294 staf USAID. Angka ini termasuk 12 staf di biro Afrika dan delapan di Asia, demikian dikutip Reuters, Jumat (7/2/2025).
USAID mempekerjakan lebih dari 10.000 orang di seluruh dunia. Sekitar dua pertiga berada di luar Amerika Serikat.
Salah satu sumber juga mengatakan beberapa staf mulai menerima pemberitahuan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dalam rilis resmi, USAID juga menyatakan per 7 Februari semua personel yang direkrut badan ini di seluruh dunia dalam masa cuti administratif kecuali personel yang ditunjuk yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi penting.
Cabut dari 3 Badan PBB
Trump, melalui perintah eksekutif, menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan bantuan Utama PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), dan Dewan Hak Asasi Manusia (UNHRC).
Sekretaris Staf Gedung Putih Will Scharf mengatakan langkah tersebut diambil AS sebagai protes “bias anti Amerika” di badan-badan PBB.
“Secara umum, perintah eksekutif menyerukan peninjauan keterlibatan dan pendanaan Amerika di PBB mengingat ada kesenjangan dan tingkat pendanaan yang besar di antara berbagai negara,” kata Scharf dikutip AFP.
Pemerintahan Trump juga memberi sinyal untuk keluar dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Mereka saat ini sedang meninjau untuk mencabut keanggotaan AS dari badan itu.
Larang transgender ikut olahraga
Pada Rabu (5/2/2025), Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang atlet transgender mengikuti turnamen olahraga perempuan.
Putusan itu tertuang dalam dokumen yang bertajuk Jauhkan Laki-laki dari Olahraga Perempuan.
“Dengan peraturan pemerintahan ini, perang terhadap olahraga perempuan berakhir. Pemerintahan saya tak akan tinggal diam dan melihat laki-laki mengalahkan dan menghajar atlet perempuan,” kata Trump.
Di perintah eksekutif batch pertama, Trump menyatakan AS hanya mengakui dua gender yakni laki-laki dan perempuan. Dia juga menghapus perlindungan transgender di penjara federal dan menghentikan Program Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (Diversity, equity, and inclusion/DEI).
Bikin Iron Dome di AS
Trump juga berencana membuat pertahanan udara semacam Iron Dome di seluruh Amerika Serikat.
Ambisi Trump tertuang dalam perintah eksekutif baru yang diteken pada pekan lalu.
“Kita harus memiliki pertahanan yang kuat. Segera memulai pembangunan perisai pertahanan rudal Iron Dome yang canggih, yang akan melindungi Amerika,” kata Trump, pada Senin (27/1/2025).
Namun, para pakar menilai proses ini butuh waktu lama dan biaya besar.
Tetapkan tarif impor tinggi
Trump juga menerapkan tarif tinggi ke sejumlah negara.
Pada pekan lalu, Trump mengumumkan AS menjatuhkan tarif impor 25 persen dari Kanada dan Meksiko, serta 10 persen dari China.
“Presiden Trump mengambil tindakan berani untuk meminta pertanggungjawaban Meksiko, Kanada, dan China atas janji mereka menghentikan imigrasi ilegal dan menghentikan fentanil beracun serta obat-obatan terlarang lain ke negara kita,” demikian rilis resmi White House.
Aliran obat-obatan itu seperti fentanyl menciptakan keadaan darurat nasional termasuk krisis kesehatan masyarakat.
Selain itu, di perintah eksekutif pertama Trump memperluas hukuman mati, mengakhiri kewarganegaraan berdasarkan kelahiran bagi imigran gelap, menolak pengungsi, keluar dari kesepakatan iklim Perjanjian Paris, hingga memberi grasi ke 1.600 terdakwa kerusuhan Capitol yang terjadi pada 2020. (Amin)